Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Akhirnya, Mantan Bos FIFA Akui 'Rekayasa' Penunjukan Tuan Rumah Piala Dunia
Oleh : Redaksi
Kamis | 29-10-2015 | 08:14 WIB
Blatter_by_Reuters.jpg Honda-Batam
Sepp Blatter, mantan Bos FIFA. (Foto: Reuters)

BATAMTODAY.COM, Swiss - Presiden FIFA yang tengah menjalani skors, Sepp Blatter, mengatakan ada kesepakatan agar Rusia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018, sebelum pemungutan suara dilangsungkan.

Dalam wawancara dengan kantor berita Rusia Tass, Blatter mengatakan diskusi tentang kesepakatan tuan rumah Piala Dunia mengemuka pada 2010.

Pada dasarnya ada dua 'kesepakatan' yaitu menunjuk Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan untuk penyelenggaraan tahun 2022 yang akan digelar di Amerika Serikat.

"Dengan demikian Piala Dunia digelar di dua kekuatan politik terbesar di dunia," ujar Blatter.

Belakangan terjadi perubahan di 'menit-menit terakhir' yang membuat Qatar menang di bursa pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2022.

Proses penentuan Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia saat ini menjadi subjek penyelidikan oleh aparat penegak hukum di Swiss, menyusul penankapan beberapa pejabat senior FIFA oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat.

Blatter saat ini menjalani skors selama 90 hari terkait pembayaran £1,35 juta kepada presiden UEFA, Michel Platini, yang dikatakan sebagai gaji untuk peran Platini sebagai penasehat Blatter, jauh sebelum terpilih sebagai orang nomor satu di UEFA.

Platini juga diskors dan bersama Blatter menegaskan bahwa pembayaran tersebut sudah sesuai ketentuan FIFA. (Sumber: BBC Indonesia)

Editor: Dardani