Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

ADVERTORIAL

Benahi Pelabuhan Wujudkan Batam sebagai International Port Hub di Selat Malaka
Oleh : Advertorial
Senin | 19-10-2015 | 16:27 WIB
mustofa-widjaja-batamtoday (1).jpg Honda-Batam
Kepala BP Batam, Mustofa Widjaja.

PROGRAM pemerintah pusat, dibawah kepemimpinan, Presiden Joko Widodo (Jokowi), diapresiasi dan didukung oleh Badan Penguasaan (BP) Batam. Dukungan BP Batam mengalir bersama dukungan para pengusaha dalam mewujudkan penguatan Indonesia sebagai negara maritim. Dimana, dukungan tersebut mengalir untuk membantu Pemerintah Pusat melalui program tol laut.

Tidak hanya kesiapan dari pengusaha maupun investor di dalam negeri, tetapi investor asing di Batam juga berperan besar membantu pemerintah dalam mewujudkan program tol laut. Melalui dukungan dari industri shypiard atau galangan kapal, serta  juga dukungan melalui pelabuhan domestik, yang menunjang tol laut di negara maritim ini.
‎
Saat ini, pembenahan dilakukan BP Batam terhadap pelabuhan domestik, Telaga Punggur, yang saat ini sedang dilakukan proses pembangunan pelabuhan. Pembangunan Pelabuhan Telaga Punggur dimulai dengan anggaran Rp65 miliar. Dengan memiliki fasilitas tiga lantai yang dibangun diatas lahan seluas 1500 meter persegi. Ditargetkan pelabuhan ini dapat menampung penumpang hingga 1,5 juta orang per tahun.

Selain Punggur, pelabuhan domestik Sekupang juga sudah diusulkan direnovasi dengan perkiraan anggaran Rp50 miliar. Dengan luas sebesar 1.350 meter persegi  diperkirakan pelabuhan ini nantinya akan dapat menampung 1 juta penumpang pertahun dengan fasilitas gedung dua lantai.

Batam sebagai kawasan investasi dan industri dengan status kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas merupakan wilayah strategis yang memiliki potensi yang sangat besar dalam pengebangan industri maritime. Dengan adanya program BP Batam dan dukungan Pemerintah Pusat dalam menjadikan Batam sebagai internasional hub diharapkan tidak hanya mendorong peningkatan investasi di Batam, akan tetapi hal tersebut dapat juga memberikan masukan untuk negara, melalui lalu lintas yang padat di Selat Malaka.

Kementerian Luar Negeri RI sangat mendukung akan program tersebut. Bahkan, Kemenlu membuka peluang pembiayaan proyek maritim dari Amerika Serikat di Batam. Dimana, potensi itu sangat besar, karena letak strategi Batam berada di selat Malaka dan Laut China Selatan. ‎Dan Batam memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pusat transportasi maritim dan industri kemaritiman di wilayah Asia. 

Pelabuhan domestic, pelabuhan internasional dan pelabuhan peti kemas, menjadi bagian dari pengembangan program tol laut yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat dalam meningkatkan industri kemaritiman diwilayah Indonesia khususnya Kepri, dan untuk mendorong hal tersebut, BP Batam sebagai regulator yang bertugas untuk mengembangkan wilayah perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Batam berharap status internasional hub dapat segera ditetapkan pemerintah pusat.

BP Batam sedang membangun fasilitas pendukung, dengan meningkatan kapasitas pelabuhan Batuampar. Dengan pengembangan perluasan terhadap Pelabuhan Batuampar yang terus dilakukan dengan anggaran Rp366 miliar bertujuan untuk menambah kapasitas peti kemas, yang awalnya hanya 200 ribu TEUs, menjadi 600ribu TEUs. 

Selain itu, dalam mendorong internasional hub, BP Batam menyiapkan megaproyek Pelabuhan Tanjung Sauh senilai Rp7 triliun sebagai penghubung utama atau internasional hub port untuk ekspor impor Indonesia di Selat Malaka.‎ Internasional hub tersebut, diharapkan oleh Kepala BP Batam, Mustofa Widjaja, mampu mendorong Batam memiliki daya saing dalam pengembangan kawasan perdagangan bebas di wilayah Asia Pasifik.

"Tanjung Sauh sangat penting. Bukan hanya untuk Batam, namun untuk Indonesia di Selat Malaka," katanya.

‎Direktur Promosi dan Humas BP Batam Purnomo Andiantono, tidak menampik potensi Batam sebagai internasional hub port yang sangat besar. ‎Batam memiliki harapan besar, menjadi internasional hub port untuk ekspor impor Indonesia di Selat Malaka. Dimana, posisi Selat Malaka, sangat strategis untuk dikembangkan menjadikan Batam sebagai pelabuhan kontainer internasional.

Pengembangan Pelabuhan Transhippment Tanjungsauh diharapkan dapat segera terealisasi, dengan kapasitas kargo yang dapat ditampung mencapai 4 juta TEUs per tahun diharapkan dapat menjawab kebutuhan akan pergerakan arus barang diwilayah perdagangan bebas Batam. Jika Tanjung Sauh dibangun, maka Batam menjadi internasional hub. Batam akan mendapat peningkatan pemasukan besar dari pergerakan barang di selat Malaka yang masih dikuasai Singapura. Kapasitas pelabuhan Singapura mencapai 28 juta TEUs per tahun dan Malaysia sekitar 8 Juta TEUs. Sementara Batam saat ini mencapai 200ribu TEUs per tahun. 

Megaproyek Pelabuhan Transhipment Tanjungsauh, merupakan pelabuhan hub internasional yang memiliki kapasitas untuk dapat melayani dan menampung kapal dengan ukuran besar  dan  memiliki kedalaman laut yang cukup. Dengan dua pelabuhan kapasitas besar, baik Tanjung Sauh dan Batuampar, maka Batam ideal sebagai internasional hub.

Batam akan menyerap pangsa pasar peti kemas yang ada di Selat Malaka. Sambil menunggu Tanjung Sauh, pengembangan pelabuhan peti kemas Batuampar, terus berjalan. Sehingga kedepan, Batuampar akan menjadi feeder port untuk Tanjungsauh. 

Tanjungsauh akan menjadi simpul barang-barang yang akan dibawa ke Eropa dari Jepang dan Tiongkok. Pembangunan Tanjungsauh yang diusulkan ke Bappenas, melalui skema public-private partnership (PPP) atau kerjasama pemerintah swasta (KPS). 

Kepala BP Batam, Mustofa Widjaja memberikan harapan untuk direalisasikan terkait dengan internasional hub. Sehingga Batam tidak hanya dinilai sebagai feeder kapal-kapal yang menjadikan Singapura hub ekspor impor dari Indonesia. Dengan demikian, maka penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang disumbang Batam, lebih maksimal lagi.

Kesiapan Batam Penuhi Kebutuhan Indonesia
Tol laut yang dicanangkan pemerintah pusat, mendapat dukungan Batam. Dimana, Batam siap memproduksi kapal-kapal untuk mendukung tol laut. Bahkan, lebih dari itu, industri shypiard di Batam, siap memproduksi kapal, dalam memenuhi kebutuhan kementerian dan badan usaha milik negara (BUMN).
‎
Tentunya, bukan hal baru bagi industri, untuk memproduksi kapal. Bahkan, lebih dari kapal untuk memenuhi kebutuhan BUMN di Indonesia, seperti kapal tanker Pertamina. Bahkan, Pertamina dalam waktu dekat ini, akan membangun kapal 32 unit kapal tanker, yang semuanya direncanakan dibangun industri galangan kapal dalam negeri dan Batam menjadi incaran sebagai tempat membangunnya.

‎Bahkan TNI Angkatan Laut, sebelumnya, sudah mempercayakan industri shypiard Batam, memproduksi kapal patrolinya. Kapal-kapal perang hasil produksi shypiard Batam itu, kini digunakan TNI Angkatan Laut.‎ 
Dimana saat ini ada sekitar 105 perusahaan shypiard di Batam, yang siap mengerjakan kapal yang dibutuhkan di Indonesia. 

Selama ini, shypiard Batam sudah memproduksi berbagai jenis kapal yakni tug boat, barge, special vessel, oil tanker, kapal cepat rudal kemudian boat service, accommodation barge, jack up drill/off shore platform, dan sebagainya. Sehingga tidak berlebihan, jika ‎Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Mustofa Widjaja mengaku, melihat masa depan industri shypiard Batam, yang semakin cerah kedepan. 

Dia optimis,dengan perkembangan industri shypiard di Batam. Komitmen pemerintah pusat untuk memesan kapal hasil produksi shypiard Batam, menjadi dukungan untuk perkembangan industri Batam.‎ Kesiapan industri shypiard ini menjadi nilai penting dalam mendukung status Batam juga, sebagai hub. Bahkan,‎ Batam diakui siap untuk menjadi poros maritim Indonesia.

Tapi, Mustofa juga berharap agar pengusaha juga intens berkomunikasi dengan mereka. Sehingga tukar informasi yang lebih intens, dapat mendorong peningkatan pelayanan dunia usaha. "Kami selalu berkomitmen untuk mendukung kegiatan investasi dengan memberikan kemudahan regulasi perizinan dan menunjang infrastrukur," katanya. 

Diyakini, program kemaritiman Presiden Jokowi akan sukses sejalan pengembangan infrastruktur perluasan pelabuhan Batu Ampar, Pembangunan terminal peti kemas Tanjung Sauh, pengembangan Pelabuhan Domestik Telaga Punggur, Pelabuhan Domestik Sekupang dan pembangunan jalan tol Batam ke depan.

Editor: Dodo