Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Najib Razak Bersikukuh Tidak Akan Mundur
Oleh : BBC
Selasa | 01-09-2015 | 09:29 WIB
najib_razak.jpg Honda-Batam
Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak. (Foto: net)

BATAMTODAY.COM, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, menolak mundur dan meminta persatuan nasional setelah ribuan pengunjuk rasa menuntut pencopotannya, pada Sabtu (29/8/2015) dan Minggu (30/8/2015). Berbicara dalam acara publik untuk memperingati Hari Nasional Malaysia, Najib mengatakan bahwa jelas masyarakat Malaysia lainnya mendukung pemerintah.

"Kita tak akan mengizinkan siapapun, baik dari luar maupun dalam negeri, datang dan mencari, merusak atau menghancurkan apa yang sudah kita bangun selama ini," katanya seperti dikutip kantor berita resmi pemerintah Bernama.

"Mari kita ingat, jika kita tak bersatu, kehilangan solidaritas dan ikatan, semua masalah tak akan terselesaikan, dan semua yang telah susah-payah kita bangun akan hancur begitu saja."

Menurutnya, protes yang "mengganggu ketertiban publik dan hanya menimbulkan ketidaknyamanan" tidak mencerminkan kedewasaan dan "bukan saluran yang tepat untuk menyampaikan opini dalam negara demokratis". Dalam demonstrasi akhir pekan tersebut, para pemrotes mendesak Najib lengser lantaran diduga mengambil ratusan juta dolar dari dana publik.

Transfer uang ke rekening Najib, yang diungkap oleh Wall Street Journal, berasal dari dana investasi negara 1MDB yang didirikan Najib saat menjabat perdana menteri pada 2009. Namun, Najib membantah telah mengantungi US$700 juta (setara hampir Rp10 triliun) dana publik.

Badan anti-korupsi Malaysia sudah menyatakan Najib bersih, mengatakan bahwa uang tersebut berasal dari donor asing. Najib juga sudah memecat beberapa pejabat yang mengkritiknya dalam upaya penanganan skandal.

Polisi mengatakan bahwa sekitar 250 ribu orang turut serta dalam demonstrasi yang berlangsung dua hari, meski Bersih - kelompok pro-demokrasi yang mengorganisir aksi tersebut - menyatakan ada 300 ribu orang yang turut serta.

Langkah melawan Najib mendapat dorongan dari mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamed, yang berpengaruh. Ia ikut turun dalam aksi di Kuala Lumpur pada Minggu kemarin.

Mahathir yang memimpin Malaysia dari 1981-2003 dan mantan pendukung Najib mengatakan bahwa tak mungkin lagi dia terus berada di posisinya sekarang. "Tak ada lagi aturan hukum. Satu-satunya cara buat orang-orang untuk kembali ke kondisi lama adalah dengan menurunkan perdana menteri ini," katanya. "Kita harus menurunkan perdana menteri ini."

Aksi massa di Kuala Lumpur sebenarnya ilegal, namun bisa berlanjut dan berakhir damai Minggu malam.

Beberapa aksi massa "Bersih" sebelumnya dibubarkan oleh polisi menggunakan gas air mata dan meriam air. (*)

Editor: Roelan