Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kekeringan, Petani Padi Thailand Frustrasi
Oleh : Redaksi
Selasa | 07-07-2015 | 12:22 WIB
kekeringan.jpg Honda-Batam
Ilustrasi

BATAMTODAY.COM - Musim kering yang parah di Thailand membatasi musim menanam padi yang penting di negara itu. Para petani menyalahkan pemerintah karena tidak banyak membantu untuk melindungi bahan ekspor yang penting tersebut.

Di sawah-sawah Thailand, para petani semakin putus asa sambil menunggu musim hujan.

“Ini adalah musim kering yang paling parah,” ujar mereka.

Untuk menghemat air, pemerintah telah mengurangi aliran dari waduk, sehingga saluran irigasi dipenuhi lumpur.

Bagi para petani seperti Anant Seechanpang, sudah tiba masanya untuk mengadakan penyelesaian yang lebih permanen.

“Kami perlu bantuan membangun bendungan atau waduk untuk persediaan air untuk menanam padi sambil menunggu hujan turun, paling tidak cukup untuk sebulan atau sebelum musim hujan dimulai,” katanya.

Sebagian orang kini membuat sumur bor untuk mengambil air tanah, sehingga membahayakan akuifer atau lapisan tanah yang mengandung air.

Tahun lalu pihak berwenang memperingatkan bahwa akuifer akan kering, tetapi banyak petani tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan.

Sebagian pengamat mengatakan para petani Thailand perlu bantuan untuk mempelajari teknik-teknik bertani yang baru untuk menghadapi kelangkaan air. 

Salah seorang di antaranya adalah pakar pertanian Sansanee Krajangchom. 

“Para petani Thailand tidak punya cukup pengetahuan untuk menghadapi musim kering. Mereka mengatakan pada saya perlu bantuan pemerintah untuk mengirim mereka belajar di negara-negara serupa mengenai produksi beras, untuk mempelajari bagaimana menangani masalah itu,” jelasnya.

Kini, Thailand memprediksi produksi beras di luar musim panen akan berkurang 43 persen, tingkat terendah dalam 15 tahun.

Bagi banyak orang, musim kering hanya semakin menambah frustasi. Junta militer yang berkuasa telah membatalkan program pembelian beras yang kontroversial karena merugikan pemerintah miliaran dolar.

Tetapi para pejabat berjanji akan memprioritaskan penanganan krisis sekarang ini, dengan mengadakan berbagai pertemuan-pertemuan darurat untuk membahas penjatahan air.

Pejabat irigasi pemerintah, Sutthisak Yusamran, mengatakan, “Kami telah meminta para petani untuk memperlambat penanaman padi supaya mereka tidak memperebutkan air.”

Sebagai salah satu produsen beras terbesar di dunia, banyak orang di Thailand berharap kekecewaan yang terjadi tahun ini tidak terjadi lagi di masa mendatang.

Sumber: VoA