Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

DPR Kecewa Jokowi Undang Ekonom Skandal Century Masuk Istana
Oleh : Surya
Jum'at | 03-07-2015 | 07:55 WIB

BATAMTODAY.COM, Jakarta-Politikus Partai Golkar Mukhamad Misbakhun mempertanyakan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengadakan pertemuan dengan 11 ekonom di Istana, Senin (29/6) lalu


"Kenapa Presiden Jokowi mengundang 11 ekonom tersebut yang dalam catatan saya ada di antara mereka jadi biang kerok skandal Bank Century," kata Mukhamad Misbakhun, dalam diskusi "Mewujudkan Ekonomi Pro Rakyat", di Gedung Nusantara IV, kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (2/7/2015).

Selain biang kerok skandal Century, anggota Komisi XI DPR RI ini juga menyebut ada pula di antara yang diundang itu kerjanya bikin utang saja. "Raden Pardede, Lin Chen Wei, saya lihat juga hadir. Itu kerjanya bikin utang saja," tegas Misbakhun.

Hal yang mencengangkan menurut Misbakhun, mereka dalam pertemuan tersebut mengusulkan kepada Presiden Jokowi agar menteri ekonomi dari kalangan mereka saja. "Biang kerok skandal Bank Century dan kelompok bikin utang itu mengusulkan agar menteri ekonomi dari mereka saja," ungkap Anggota DPR RI daerah pemilihan Jawa Timur II ini.

Selain itu, mantan politikus PKS ini menyesalkan Presiden Jokowi yang tidak mengundang ekonom yang punya komitmen terhadap ekonomi pro rakyat. "Masih banyak kok, para ekonom berbasis konstitusional, tapi tidak diundang Jokowi," pungkasnya.

Adapun ekonom yang diundang Presiden Jokowi beberapa hari lalu antara lain, Destry Damayanti, Tony Prasentyantono, Arif Budimanta, Iman Sugema, Hendri Saparini, Anton Gunawan, A Prasetyantoko, Poltak Hotradero, Lin Che Wei, dan Raden Pardede.

Sementara itu Staf Khusus Menkeu Arief Budimanta mengakui dirinya ikut hadir dalam pertemuan di Istana. Pertemuan dengan para ekonom itu dimaksudkan untuk mendapatkan satu pemikiran dan sekaligus mempercepat pergerakan dan stabilitas ekonomi nasional.

Dari pertemuan itu, kata Direktur eksekutif Megawati Institute,  pemerintah optimis bisa menaikkan pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik pada kuartal ke dua. “Apalagi program-program kerakyatan dan bantuan sosial dalam waktu dekat sudah dicairkan. Sehingga membantu meningkatkan konsumsi masyarakat,” ujarnya.

Mantan anggota DPR itu mengakui pertumbuhan selama triwulan pertama belum terlalu tinggi atau 4,7% karena belanja pemerintah belum terlalu besar karena APBN-P belum cair. Kondisi itu membuat belanja pemerintah tidak bisa dipacu dan konsumsi masyarakat juga rendah

Editor : Surya