Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Selain Bintan, Pemda di Kepri Sia-siakan Program Kuliah Gratis untuk Siswa di Daerah 3T
Oleh : Habibi
Minggu | 14-06-2015 | 13:33 WIB
syafsir_akhlus,_rektor_UMRAH.jpg Honda-Batam
Rektor UMRAH, Prof Dr Syafsir Akhlus MSc. (Foto: Habibi Kasim/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Rektor Universitas Negeri Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Prof Dr Syafsir Akhlus MSc, mengaku kecewa dengan pemerintah kabupaten/kota di Provnsi Kepulauan Riau, khususnya dinas pendidikan setempat. Pemerintah kabupaten/kota dinilai kurang kooperatif.

Akhlus menjelaskan, pihaknya sudah beberapa kali menawarkan kemudahan untuk pemuda tempatan bisa kuliah secara gratis di berbagai perguruan tinggi terkenal di Indonesai. Provinsi Kepri mendapatkan kuota 20 anak yang akan dikuliahkan secara gratis melalui program afirmasi pendidikan tinggi (ADik) di daerah terdepan, terluar dan terpencil (3T).

(Baca: 20 Siswa Daerah 3T di Kepri Berkesempatan Kuliah Gratis di PTN).

Melalui program tersebut, empat kabupaten di Kepri mendapatkan jatah untuk mengirimkan calon mahsiswa dari daerah 3T untuk mengikuti program ADik tersebut yang telah dicanangkan sejak 2012 lalu. Sementara, UMRAH sendiri koordinator program ADik di Provinsi Kepri.

Akhlus pun mengharapkan kabupaten/kota bersangkutan dapat mengirimkan calon mahasiswa tersebut untuk melakukan tes di UMRAH. Namun, katanya, pemerintah kabupaten/kota selalu tidak dapat menyanggupi permintaan tersebut.

"Heran dan kecewa. Herannya, kok mereka tidak bisa menyediakan calon mahasiswa hinterland, khususnya yang tidak mampu untuk ikut dengan program yang dicanangkan pemerintah ini? Kecewanya, mereka malah bilang, 'kalau tidak ikut kami dikenai sanksi nggak Prof?'," ujar Akhlus, Sabtu (13/6/2015).

"Kita mengapresiasi sekali kepada Pemerintah Kabupaten Bintan yang selalu siap. Mereka mau mengirimkan calon, dan memang baru Bintan saja yang ikut berpartisipasi," terang Akhlus.

Untuk program ADik tersebut, Akhlus mengatakan setiap kabupaten/kota hanya diminta mengirim 1:3 dari kuota yang diminta. "Nanti setelah kuotanya terpenuhi, akan dikirim ke Jakarta, kemudian Jakarta akan mengirim soal ke UMRAH, mereka tes di UMRAH," terang Akhlus.

Dia menjelaskan, pemerintah kabupaten/kota hanya diminta mengeluarkan dana transportasi untuk calon mahasiswa yang akan ikut program ADik tersebut. Sementara untuk biaya perkuliahan akan ditanggung 100 persen oleh pemerintah pusat.

"Tapi hanya untuk lulusan tahun ini saja, yang masih fresh," jelas Akhlus.

"Kita adalah bangsa yang hebat, Kepri pun tidak kalah dari Jakarta atau daerah lain. Maka dari itu, mari kita lakukan yang terbaik untuk generasi muda kita," harap Akhlus. (*)

Editor: Roelan