Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Batam Masih Jadi Tempat Transit 'Teraman' Pengiriman TKI Ilegal ke Luar Negeri
Oleh : Hadli
Sabtu | 23-05-2015 | 08:22 WIB
tki_di_hang_nadim.jpg Honda-Batam
Sejumlah calon TKI yang baru tiba dari Surabaya dan diakomodir para calo di Bandara Internasional Hang Nadim Batam. (Foto: Hadli/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Batam tampaknya masih menjadi tempat favorit dan 'teraman' untuk proses pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Penyaluran TKI ilegal ke luar negeri ini juga masih marak singgah di Batam melalui Bandara Internasional Hang Nadim.

Pada Jumat (22/5/2015) pagi kemarin, misalnya, segerombolan pria dan wanita yang diduga calon TKI tiba Hang Nadim dari Surabaya dengan menumpang Lion Air. Disinyalir, para calon TKI ini akan diberangkatkan ke Malaysia dari Batam melalui Pelabuhan Feri Internasional Batam Center.

Pantauan di lokasi, saat tiba di bandara mereka telah dijemput oleh tekong yang sudah terkoordinir dari tempat penampungan asal masing-masing calon TKI tersebut. Bahkan penjemputan para calon TKI yang diduga ilegal di bandara tidak lagi dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Meraka terang-terangan mengumpulkan para TKI yang baru turun di depan lobi kedatangan bandara.

Setelah merasa lengkap sesuai catatan para tekong ini, mereka digiring ke parkiran mobil di bawah gedung bandara. Di sana telah menunggu minibus yang akan mengangkut mereka untuk diinapkan di suatu tempat di Batam.

Sarti (22), salah satu dari kelompok tersebut menuturkan, dirinya baru tiba dari Surabaya bersama puluhan rekannya. Mereka mencari tekong yang belum dikenalnya dan telah dijanjikan akan dipekerjakan sebagai penjaga restoran di Malaysia dengan gaji lima juta rupiah per bulan.

"Baru sampai dari Surabaya menunggu tekong. Kami akan menyeberang bekerja di Malaysia," ujar Sarti dengan polos di Bandara Hang Nadim, Jumat pagi sekitar pukul 10.00 WIB.

Agar bisa bekerja di Malaysia, Sarti mengaku telah merogoh kocek hingga puluhan juta rupiah. Selain itu, katanya, setiap gaji yang nantinya diterima akan dipotong lagi oleh tekong di Malaysia.

"Ini yang ketiga kalinyaa saya berangkat ke Malaysia," katanya sembari menunggu hasil komunikasi calon TKI lainnya dengan tekong.

Sementara itu, kadang calon TKI ini tak mengenal tekong yang akan menjemputnya. "Kamu orangnya Martono atau Badrun?" tanya seorang calon TKI pria kepada salah satu tekong di sana.

Disinyalir, setelah bekerja di Malaysia mereka akan kembali lagi ke Batam melalui jalur ilegal. Biasanya menggunakan pancung atau kapal ke Batam, setelah itu kembali ke kampung halamannya masing-masing melalui Bandara Hang Nadim. Setelah sekian lama, mereka akan kembali lagi ke Malaysia melalui Batam.

Saat kembali ke daerah masing-masing, mereka juga sudah diakomodir para sindikat di Batam. Bahkan dari beberapa pengungkapan aparat, kembalinya para TKI ilegal ini ke Tanah Air dimanfaatkan sindikat narkotika Malaysia-Indonesia. 

Maraknya aktivitas penyaluran TKI ilegal ini berbanding terbalik dengan apa yang pernah disampaikan Kapolda Kepri, Brigjen Pol Arman Depari. Arman berjanji akan mengantisipasi dan menutup jalur lalu lintas pengiriman TKI ilegal di wilayah Kepri.

"Polda kepri sudah wajib menangani hal itu. Semua langkah-langkah yang telah dilaksanakan dan akan dilaksanakan, tinggal disingkronkan dengan instansi terkait," kata Arman seusai menerima kunjungan kerja Anggota Komisi III DPR RI, Dwi Ria Latifa, beberapa waktu lalu. (*)

Editor: Roelan