Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Berhadiah Total Rp100 Juta

Menteri Pariwisata Dijadwalkan Hadiri Festival Reyog Tanjungpinang - Kepri 2015
Oleh : Habibi
Kamis | 21-05-2015 | 19:22 WIB
Rev Baliho FRTK-2015 Final - 8x4.jpg Honda-Batam
Gambar: panitia

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Menteri Pariwisata, Arief Yahya, dijadwalkan akan menghadiri pembukaan Festival Reyog Tanjungpinang - Kepri 2015 yang digelar di Pamedan Ahmad Yani, Sabtu (23/5/2015) mendatang. Hajatan yang ditaja paguyuban warga Jawa di Tanjungpinang, Manunggaling Sedulur, itu juga akan menampilan kesenian Jawa yang dibawakan peserta dari Singapura, seperti tari serimpi dan kuda lumping.

Wakil Ketua Panitia, Broto Sumpeno, mengatakan, kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mengembangkan budaya reyog yang pernah diklaim oleh negara tetangga, Malaysia. Selain itu juga sebagai penyambung silaturahmi dan sebagai sarana untuk memotivasi paguyuban lainnya agar bersemangat menggiatkan kesenian daerah sebagai upaya pelestarian budaya bangsa.

"Ajang ini benar-benar untuk mengembangkan kesenian. Selain itu sebagai wahana untuk bersilaturahmi antarsesama orang Indonesia yang menyenangi kesenian reyog ini," ujar Broto.

Dia menjelaskan, akan ada 11 tim reyog dari sejumlah daerah di Kepri yang akan meramaikan festival reyog dengan tema "Berkreasi dan Berkarya untuk Menuju Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau sebagai Tujuan Wisata Budaya" tersebut.

"Sebelas peserta itu antara lain Tanjungpinang empat peserta, Karimun dua peserta, Batam dua peserta, Natuna satu peserta dan Bintan dua peserta," imbuh Pramono, dari Seksi Humas.

Kesenian reyog sendiri memang sudah ada di Indonesia sejak lama sekali. Kesenian ini berasal dari daerah Ponorogo yang banyak menyiratkan pesan, pelajaran, dan kisah yang menarik.

Wakil Sekretaris Manunggaling Sedulur, Rahmat Ardianto, mengatakan, dalam reyog yang nantinya akan menjadi penilaian adalah cengkok permainan yang disajikan oleh tiap tim. Meskipun permainan reyog ini terlihat sama saja untuk orang awam, bagi penikmat seni reyog hal yang paling berbeda adalah cengkok permainan.

"Reyog memang dari Jawa, namun juga dilestarikan oleh daerah lain di luar Jawa. Tentunya, cengkok masing-masing daerah akan berbeda," ujar Rahmat.

Untuk acara ini, panitia menyediakan total hadiah sebesar Rp100 juta dengan klasifikasi juara I hingga juara harapan III. "Yang tidak dapat juara juga akan mendapatkan uang pembinaan. Karena acara ini bukan acara perlombaan semata, melainkan niatnya untuk mengembangkan kesenian serta bersilaturahmi," jelas Rahmat.

Selain Menteri Pariwisata yang direncanakan hadir, tamu lain yang akan turut berpatisipasi dalam acara tersebut adalah, Bupati Ponorogo beserta Sekretaris Daerah dan SKPD. Kemudian Konsulat Singapura untuk Indonesia yang berdomisili di Batam, serta dari Kedutaan Besar Singapura.

Sementara itu karena ini masuk dalam tahun politik, Broto mengaku bahwa acara ini murni sebagai ajang kesenian dan bukanlah ajang berpolitik, atau mencari dukungan. Bahkan panitia berharap bahwa kegiatan iniadalah obat dari gonjang-ganjing perpolitikan di Kepri ini.

"Seni budaya ini diharapkan mendamaikan gonjang-ganjing perpolitikan. Mari kita lepas seragam politik dan bersatu padu untuk mengembangkan seni," ujar Broto.

"Kita harapkan, melalui berkesenian ini kita bersatu padu membangun negeri ini tanpa memandang perbedaan," timpal Rahmat. (*)

Editor: Roelan