Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus Siswa Tenggelam di Palm Spring Resort Masuk Ranah Hukum

Kuasa Hukum Orang Tua Flayndi Sebut Pihak SMP Tunas Baru Harus Bertanggung Jawab
Oleh : Hadli
Senin | 11-05-2015 | 08:16 WIB
ortu_flayndi_di_polsek_nongsa.jpg Honda-Batam
Romauli Boru Hutabalian didamping keluarga dan pengacara, Polma Nenggolan, saat di ruang Kanit Reskrim Polsek Nongsa. (Foto: Hadli/BATAMTODAY.COM).

BATAMTODAY.COM, Batam - Kepolisian Sektor Nongsa pada Minggu (10/5/2015) telah meminta keterangan orang tua Flayndi Tunas Putra Hutagalung, siswa SMP Tunas Baru Batam yang tewas tenggelam di pantai Palm Spring pada Sabtu (18/4/2015) lalu dalam perhelatan Sekolah pada Jumat (17/4/2015). Jhonson dan Romauli Boru Hutabalian, orang tua kandung Flayndi, didampingi didampingi kuasa hukumnya, Polma Nainggolan SH.

"Pemeriksaan berkaitan langsung dengan tanggung jawab pihak sekolah yang mengadakan perhelatan di Palm Spring menyambut ujian nasional tingkat SMP," ujar Polma saat ditemui di Mapolsek Nongsa.

Menurutnya, harus ada pihak yang bertanggung jawab atas meninggalnya anak kliennya. "Jelas ini ada kelalaian pihak sekolah maupun manajemen Palm Spring sebagai pihak penyedia lokasi, tidak bisa lepas tangan begitu saja. Ini harus diusut tuntas agar keluarga mendapatkan rasa keadilan," jelasnya.

Sementara Kapolsek Nongsa, Komisaris Polisi Arthur Sitindaon, melalui Kanit Reskrim, Iptu Oloan Situmorang, mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terkait meninggalnya siswa SMP Tunas Baru Batam itu.

"Kami belum mengarah siapa yang bertanggung jawab karena saat ini masih melakukan penyelidikan. Kami sudah memberitahukan kepada pihak sekolah agar siap mengadapi pemeriksaan selanjutnya, karena sebelumnya sudah diambil keterangannya," jelasnya.

Sebelumnya, pihak SMP Tunas Baru Batam pada Jumat (17/5/2015) mengadakan perhelatan menyambut UN tingkat SMP di Palm Spring. Flayndi bersama 486 siswa beserta 23 guru dengan menggunakan delapan unit bus mengikuti kegiatan tersebut.

Pihak sekolah yang sudah mengetahui dan telah diberitahukan tidak bolah berenang, tidak mengawasi muridnya menikmati air pantai Palm Spring. Sore hari itu, Flayndi dikabarkan hilang usai berenang.

Mengetahui hal itu, keluarga korban langsung menuju lokasi pantai, melalukan pencarian hingga dinihari bersama dengan pihak Polsek Nongsa serta warga setempat. Pencarian dilakukan di darat karena selain sudah malam hari, keterangan dari pihak soleh juga menyebutkan korban sudah naik ke darat usai mandi bersama teman-temannya.

Setelah dilanjutkan pencarian, pada Sabtu (18/5/2015) siang sekitar pukul 14.00 WIB, Flyandi ditemukan di laut pada kedalaman sekitar 3 - 4 meter dalam keadaan sudah tidak bernyawa setelah dilakukan penyelaman oleh anggota Polairud Polresta Barelang bersama warga setempat.

Kepala SMP Tunas Baru Batam, Nurli Manurung, yang ditemui pewarta di sekolahnya, Senin (20/4/2015) siang menuturkan, sebelum melaksanakan kegiatan tahunan itu, pihak sekolah sudah mempersiapkan segala sesuatu dengan maksimal.

"Satu bulan sebelum melakukan kegiatan ini, kita sudah persiapkan semua. Sebenarnya kegiatan ini jadwalnya tanggal 10 April kemarin. Karena bertabrakan dengan UAS (ujian akhir sekolah), jadi diundur. Makanya tanggal 17 April kemarin berangkatnya," jelas Nurli.

Dia tak menampik, ada sejumlah siswanya yang mandi di pantai Nongsa itu. Menurutnya, setelah tujuh siswanya yang mandi di laut terkena bulu babi, pihak sekolah langsung menginstruksikan semua siswa untuk kembali ke darat. Ketujuh siswa yang terkena bulu babi itu pun segera dilarikan ke klinik terdekat.

"Guru-guru yang mengawasi semua siswa itu langsung memberitahukan untuk tidak mandi lagi. Dan semua siswa diabsen. Setelah diabsen, salah satu siswa yaitu Flayndi Tunas Putra Hutagalung ini tidak ada," ujarnya.

Lanjutnya, ditanya kepada seluruh siswanya, katanya korban juga naik ke darat terus ke kamar mandi. Sampai di kamar mandi mereka berpisah. "Terus kami tanya lagi, siapa yang lihat Flayndi di kamar mandi, ada juga yang lihat. Katanya, setelah mandi, Flayndi ini duduk sendiri di kursi yang ada di tenda itu. Setelah itu anak-anak nggak lihat lagi," imbuh Nurli dengan wajah terlihat masih trauma. (*)

Editor: Roelan