Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pembunuhan Pegawai Pertamina Depot Kabil

Ternyata Teuku Edy Juanda Coba Diperas Rp50 Juta di Kamar Hotel
Oleh : Romi Chandra
Jum'at | 08-05-2015 | 15:58 WIB
sejoli-pembunuh1.jpg Honda-Batam
Yufrizaldi alias Rizal dan Irma Rahma, sepasang kekasih pelaku pembunuhan terhadap Teuku Edy Juanda, Supervisor Kantor Pertamina Depot Kabil.

BATAMTODAY.COM, Batam - Pemeriksaan terhadap Yufrizaldi alias Rizal dan Irma Rahma, sepasang kekasih pelaku pembunuhan terhadap Teuku Edy Juanda, Supervisor Kantor Pertamina Depot Kabil terus berlanjut. Kedua tersangka akhirnya mengaku telah memeras korban Rp 50 juta. Namun ditolak mentah-mentah oleh korban.

Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Yoga Buanadipta Ilafi, mengatakan, pemerasan sebesar Rp 50 juta itu dilakukan saat sudah berada di kamar hotel. "Begitu sampai di kamar hotel, korban menanyakan berapa bayaran yang biasa diterima Irma setelah melayani berhubungan suami istri. Irma pun menanyakan korban punya uang berapa. Kemudian korban mengatakan hanya punya uang Rp 300 ribu," kata Yoga, Jumat (8/5/2015) siang.

Namun Irma menolak dibayar seharga itu dan meminta bayaran Rp 50 juta. Korban langsung kaget dan mengatakan kalau bayarannya sangat mahal sekali. Akhirnya korban mau menambahkan bayaran untuk Irma Rp 100 ribu lagi, dengan rayuan meminta nomor rekening Irma, agar nanti bisa ditransfer.

"Pengakuan Irma, ia menyebutkan nominal itu secara spontan karena takut. Mereka ini pelaku baru. Bahkan Irma terus berkomunikasi degan Rizal dan mengatakan kalau dirinya takut. Tapi Rizal menenangkan Irma dan terus menyuruh untuk memeras korban. Sementara Rizal sendiri dalam perjalanan menuju hotel itu," lanjut Yoga.

Setelah menambahkan bayaran Rp 100 ribu lagi, korban mulai membuka pakaiannya. Harta benda miliknya juga dilepas dan dimasukkan ke dalam sebuah kantong plastik. Kemungkinan, korban sudah merasa curiga dan takut barang-barangnya diambil dan dibawa kabur, sehingga menyatukan semuanya agar mudah ia bawa kemana-mana.

Tidak lama kemudian, Rizal datang dan membuka rolling door kamar tempat korban. "Mendengar rolling door terbuka, korban kaget dan menyuruh Irma melihat siapa yang datang. Irma melihat dari jendela kamar dan berpura-pura tidak tahu siapa yang datang. Kata Irma, mungkin yang datang petugas keamanan atau orang lagi razia. Karena itu korban merasa takut dan langsung bersembunyi ke kamar mandi. Pakaian dan barang miliknya juga dibawa untuk dikenakan lagi," terangnya lagi.

Rizal langsung masuk ke dalam kamar dan menanyakan pada Irma kemana korban dan harta bendanya. Irma mengaku kalau korban sembunyi di kamar mandi dan harta bendanya juga dibawa. "Karena harta benda jug dibawa ke kamar mandi, makanya Rizal mendatangi korban dan menyuruh membuka pintu kamar mandi itu," turur Yoga.

Begitu pintu kamar mandi dibuka, korban melihat Rizal sudah berdiri sambil memegang senjata tajam. "Korban menyakan siapa kamu dan kenapa bisa masuk. Rizal langsung mengancam korban agar memberikan harta bendanya. Perkelahian terjadi di kamar mandi dan Rizal sempat terjungkal dipukul korban," lanjut Yoga lagi.

Melihat Rizal terjatuh, korban lari keluar kamar mandi. Namun karena kondisi kamar yang gelap, membuat korban sulit melangkah keluar. Situasi itu dimanfaatkan Rizal untuk menyerang korban dari belakang dan menikam leher korban berulang kali. "Faktor umur membuat korban kewalahan berjalan di area gelap. Rizal memanfaatkan situasi itu untuk menyerang balik korban," tambahnya.

Ditambahkan Yoga, sebelum ke Hotel Baloi Garden, korban diarahkan Irma ke beberapa hotel di jodoh. "Saat di dalam mobil, Irma dan Rizal terus komunikasi. Rizal menyuruh Irma agar menginap di beberapa hotel yang ia sebutkan. Tapi korban menolak dan akhirnya memilih di Hotel Baloi Garden. Irma sejak awal sudah merasa takut, tapi kepalang tanggung dan paksaan Rizal, sehingga nekat berbuat seperti itu. Apalagi mereka juga butuh biaya untuk makan dan bayar kos," pungkas Yoga.

Editor: Dodo