Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pancasila Benteng Kokoh Hadapi Radikalisme
Oleh : Ahmad Rohmadi
Selasa | 28-04-2015 | 11:11 WIB
diskusi_bem.jpg Honda-Batam
Sunu Widjayengrono membahas ketangguhan Pancasila sebagai benteng menghadapi radikalisme dalam diskusi di Poltek Negeri Batam.

BATAMTODAY.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Batam mendiskusikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Karena, Pancasila merupakan benteng yang kokoh dalam menghadapi arus doktrin radikal ISIS (Islamic State of Iraq and Suriah) ke Indonesia.

Selain itu, juga karena 5 sila Pancasila itu merangkum semua nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan yang positif. Bertentangan dengan doktrin ISIS yang radikal dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. 

Demikian satu catatan dari  Focus Group Discussion (FGD) "Aktualisasi Nilai Ketuhanan Dalam Kerangka Pancasila" yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Batam bekerjasama dengan Pusat Studi Pancasila (PSP) Unrika Batam, Minggu (26/4/2015), di Kampus Poltek Batam, Batam Center. 

Hadir sebagai pembicara dalam diskusi tersebut, Sunu Widjayengrono M.A, dosen Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Batam. Dalam paparannya, alumni Universitas Gajah Mada (UGM) itu mengungkapkan, Pancasila itu ketika dirumuskan oleh tokoh-tokoh founding father kita, pada saat itu, masyarakat dihadapkan pada pertanyaan, apakah itu budaya asli Indonesia? Apakah itu seperti di Batavia, Papua atau apa? 

Maka, harus didefinisikan dulu, apakah itu budaya asli Indonesia. Kita hanya mencari karakternya, sifanya yang paling dominan. Pada saat lahirnya Pancasila itu, dunia sedang dihadapkan pada dua kekuatan global, yaitu komunis dan liberal. Dan Pancasila lahir sebagai local genius. Local genius adalah, bagaimana masyarakat mengatasi keterbatasan dan permasalahan mereka sendiri. 

Diskusi yang berlangsung dinamis itu juga menggelitik para mahasiswa untuk mengajukan berbagai tanggapan. Salah satunya, Ricky, mahasiswa Politeknik Batam yang mengatakan, melihat kondisi masyarakat saat ini, sebagai  mahasiswa bagaimana seharusnya bersikap dalam kerangka Pancasila? 

Menanggapi hal itu, Sunu Widjayengrono mengatakan, kita harus mengakui Pancasila itu dilahirkan sebagai langkah awal kita dalam berbangsa dan bernegara. Jadi, bagi mahasiswa, kita berpikir, Pancasila itu harus diaplikasikan dalam satu system bermasyarakat.

Lalu, sekarang ada fenomena baru, masuknya doktrin ISIS, apa tujuan mereka? Doktrin itu dibuat untuk mencari dukungan dan pasukan perangnya. Maka, untuk menghadapi arus paham radikalisme itu, Pancasila adalah benteng yang sangat kokoh untuk menghadangnya.

Editor: Dodo