Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Aksi Borong Saham Pengembang Properti Makin Panas di Singapura
Oleh : Redaksi
Kamis | 23-04-2015 | 11:12 WIB
Singapore-property_5_0.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM, Singapura - Salah satu tren terpanas di bursa saham Singapura tahun ini adalah aksi borong saham pengembang properti. Investor berharap perusahaan bersangkutan bakal diprivatisasi pada harga premium serta mundur dari pasar saham.

Tren itu merupakan dampak pelemahan sektor properti yang mendorong turun harga saham pada tahun lalu. Pelemahan memicu pertaruhan investor untuk membeli saham perusahaan yang nilainya semakin lemah.

Pengembang yang keras terpukul, seperti Wing Tai Holdings Ltd, Ho Bee Land Ltd, serta Wheelock Properties (Singapore), termasuk perusahaan dengan performa saham terbaik tahun ini. Mereka mampu membalikkan nyaris semua kerugian tahun silam. Nilai ketiga perusahaan naik sebesar lebih dari $685 juta.

"Spekulan mengakuisisi sepaket (saham) kandidat dan berharap pertaruhan mereka benar," papar Kevin Foy, kepala perdagangan global Maybank Kim Eng Securities, usaha pialang di Singapura.

Sejumlah pembeli terdorong beberapa kesepakatan level tinggi, kala perusahaan-perusahaan bersangkutan beralih menjadi perusahaan tertutup pada tahun silam.

Bulan ini, Keppel Corp memprivatisasi unit Keppel Land Ltd lewat kesepakatan $2 miliar. Tahun lalu, pengembang CapitaMalls Asia Ltd diprivatisasi induknya CapitalLand Ltd dalam transaksi senilai $2,5 miliar. Sementara Singapore Land Ltd diakuisisi United Industrial Corp senilai $600 juta, menurut data Dealogic.

Kombinasi perlambatan laju ekonomi, pasokan berlebih, serta kebijakan pelonggaran harga properti turut memukul keras sejumlah pengembang.

Renny Tan, warga Singapura berusia 31 tahun yang menggambarkan dirinya sebagai pelaku aktif pasar Singapura, menyatakan dirinya berinvestasi sekitar 12 persen dari portofolio personal pada pertengahan Januari. Saat itu, ia membeli saham pengembang properti Wing Tai Holdings. Saham perusahaan naik sebesar 24 persen sesudahnya.

"Dalam mimpi terliar saya, tak pernah terbayang nilainya akan bertambah seperti itu," paparnya.

Tan mengaku dirinya membeli saham Wing Tai bukan karena spekulasi soal merger dan akuisisi, melainkan lantaran merasa perusahaan menawarkan harga saham yang bagus ketimbang perusahaan lain yang melantai di bursa.

"Kita tidak bisa mengetahui itu. Tetapi yang pasti, mereka yang melakukan merger dan akuisisi adalah orang-orang cerdas yang ingin membeli semurah mungkin," imbuhnya.

Sejumlah pakar tampak optimistis akan sektor ini. Dalam suatu nota, RHB Research menyatakan bahwa privatisasi kerap berarti rezeki nomplok investor. Sebab, pengakuisisi menawarkan harga premium guna menggaet pemegang saham minoritas suatu entitas.

RHB mengidentifikasi enam perusahaan properti yang siap melakukan kesepakatan akuisisi. Mereka antara lain Wheelock, Wing Tai, dan Ho Bee Land. Begitu pula Hong Fok Corp, Great Eastern Holdings Ltd, serta United Industrial Corp.

"Barangkali (akuisisi) akan terjadi tahun ini, tahun depan, atau di masa mendatang. Yang jelas, kami memprediksi akan terjadi," tulis RHB dalam catatan prediksi yang turut melibatkan United Industrial. (*)

Sumber: WSJ