Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kadistako Batam Akui Pembangunan Rusunawa Mukakuning Belum Rampung
Oleh : Ahmad Romadi
Jum'at | 10-04-2015 | 09:35 WIB
gintoyono-300x278.jpg Honda-Batam
Gintoyono Batong, Kepala Distako Batam. (Foto: Dok/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kepala Dinas Tata Kota (Distako) Batam, Gintoyono Batong, mengakui pengerjaan tiga twinblock (blok kembar) pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Mukakuning Batamindo masih belum rampung.

Ia menyebutkan, rusunawa milik Pemerintah Kota (Pemko) Batam itu terdapat 19 twinblock yang sudah berpenghuni, 4 twin block di Tanjunguncang masih dalam rehab renovasi karena menurutnya banyak fasilitas rusun yang tidak memadai untuk dihuni, dan dua twinblock di belakang Mall Top 100 Tembesi masih dalam proses untuk pemasangan air dan listrik.

"Sedangkan tiga twin block lagi yang di Batamindo masih belum selesai pembangunannya," kata Gintoyono, Kamis (9/4/2015).

Namun Gintoyono tidak membeberkan penyebab lambatnya penyelesaian tiga twin block rusunawa di Batamindo tersebut  meskipun dalam kontrak masa pekerjaannya seharusnya selesai pada Desember 2014 lalu. Ia hanya menjelaskan bahwa seluruh pembangunan rusunawa di Batam merupakan bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah hanya menyiapkan lahan siap bangun.

"Semua itu bantuan dari pusat, karena kita (Pemko Batam) tidak punya anggaran untuk pembangunan rusun. Nah, kalau sudah selesai pembangunan baru pemasangan listrik dan air ke kita," jelas Gintoyono.

Gintoyono menambahkan, dengan jumlah kepala keluarga penghuni rumah liar (ruli) yang mencapai sekitar 40 ribu di Kota Batam, maka diperlukan sedikitnya 756 twinblock rusunawa jika hendak memindahkan mereka ke bangunan vertikal tersebut.

Namun, imbuh Gintoyono, Batam sendiri baru memiliki 76 twin block atau baru sekitar 10 persen, baik yang dimiliki oleh Pemko Batam maupun swasta. "Padahal tahun 2025 kami menargetkan dapat separuh atau sekitar 300-an twinblock kalau dengan kondisi sekarang ini target tersebut tidak bisa dicapai," jelasnya lagi.

Sedangkan untuk pembangunan rumah sangat sederhana (RSS), Gintoyono mengatakan meski Pemko Batam tidak membangun sendiri perumahan murah itu, namun pihaknya mengklaim memberikan subsidi bagi pengembang untuk mendukung pembangunan area RSS tersebut.

Mengenai fasilitas sosial seperti jalan, katanya, pemerintah melalui anggaran pusat meluncurkan anggaran per rumah sekitar Rp7 juta-an. Sementara demi menjangkau banyak masyarakat terutama kalangan berpenghasilan rendah, jumlah RSS juga tersebar merata di seluruh wilayah Batam.

Gintoyono juga mengklaim perumahan-perumahan sederhana itu jumlahnya lebih dari 50 titik di Batam. "Seperti di Tanjunguncang dan Tanjungriau kan banyak di sana," jelas Gintoyono. (*)

Editor: Roelan