Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Xiaomi Kian Agresif Bidik Pasar Indonesia
Oleh : Redaksi
Kamis | 02-04-2015 | 14:18 WIB
xiaomi_kantor.jpg Honda-Batam
Foto: net

BATAMTODAY.COM - PRODUSEN smartphone Cina, Xiaomi, akan merilis dua produknya, Redmi 2 dan Mi Pad di Indonesia pekan depan atau hampir setahun setelah keduanya pertama dijual di negara asalnya.

Xiaomi baru mulai menjual produknya di Indonesia enam bulan lalu dengan menawarkan Redmi 1S dan phablet Redmi Note lewat flash sale. Strategi ini sukses jika dilihat dari permintaan yang kerap melebihi pasokan.

Meski demikian, Xiaomi juga dihadapkan pada sejumlah masalah. Redmi 1S, yang dijual sekitar 1,5 juta rupiah, sangat digemari oleh penggila teknologi baru negara ini. Sebanyak 5.000 unit Redmi 1S yang disediakan dalam flash sale pertama ludes terjual dalam tujuh menit.

Namun terbatasnya jumlah produk terkadang membuat beberapa peminat kesal lantaran tidak cukup cepat membelinya.

Xiaomi sangat mengandalkan media sosial untuk mempromosikan produknya guna mengurangi biaya pemasaran. Sebelumnya, perusahaan hanya bekerja sama dengan situs e-commerce Lazada Indonesia sebagai satu-satunya penjual resmi.

Hal ini berubah setelah Xiaomi sadar permintaan konsumen di negara ini sangat tinggi. Masalah lainnya terbilang tipikal bagi perusahaan produk konsumen di Indonesia: distribusi.

November lalu, Xiaomi mulai bekerja sama dengan peritel ponsel OkeShop dan Erafone, pemilik ribuan gerai ponsel di seluruh Indonesia. Ini dilakukan guna membantu distribusi penjualan smartphone Xiaomi, kata Hugo Barra, wakil presiden operasi global perusahaan.

"Indonesia adalah negara pertama, dari semua kantor kami di dunia, dengan investasi yang signifikan untuk jalur (distribusi) offline," kata Barra.

Jalur offline "adalah pasar yang sangat berbeda yang rencananya tidak akan kami rambah," tambahnya. Namun, Xiaomi bekerja sama dengan peritel lantaran pasar Indonesia "sangat signifikan," ujar Barra.

Baru-baru ini Presiden Direktur (CEO) Xiaomi, Lei Jun, mengatakan perusahaan telah menjual 61,1 juta smartphone pada 2014 dan memprediksi angkanya akan naik ke 80-100 juta unit tahun ini.

Dari sana, Indonesia membeli lebih dari 100.000 produk Xiaomi, angka yang terbilang besar bagi sebuah perusahaan yang hanya mengandalkan pemasaran lewat jejaring sosial. Namun pembeli mensinyalir penjualan tersebut bisa lebih tinggi.

Jumlah produk yang ditawarkan Xiaomi masih terbatas jika dibanding vendor smartphone lainnya, seperti Samsung Electronics Co dan Apple Inc. Xiaomi pun masih belum menjual smartphone tercanggihnya, Mi4, di Indonesia.

Di luar Cina, Mi4 baru dijual di India, negara yang juga sangat menggemari merek ini. Barra mengaku perusahaan tidak berencana menjualnya di Indonesia.

Strategi perusahaan asal Beijing tersebut—menjual smartphone berspesifikasi tinggi dengan harga murah di Internet—terbukti sukses di pasar smartphone Asia yang berkembang pesat. Termasuk juga di Indonesia, pasar dengan persaingan yang kian ketat antara produsen smartphone lokal dan asing di segmen ponsel berharga rendah.

Redmi 2 dengan layar 4,7 inci akan ditenagai oleh chip Snapdragon buatan Qualcomm Inc dan mendukung dual SIM card 4G. Pengguna dapat selfie dengan kamera depan 2-megapiksel. Secara keseluruhan, Barra mengatakan Redmi 2 "adalah peranti dengan performa jauh lebih tinggi" ketimbang Redmi 1S.

Sementara itu, tablet Mi Pad 7,9 inci akan dilengkapi chip buatan Nvidia dengan kamera belakang 8-megapiksel dan kamera depan 5 megapiksel. Namun, tablet ini tidak bisa terkoneksi ke seluler, sehingga pengguna hanya dapat terhubung ke Internet lewat Wi-Fi. (*)

Sumber: WSJ