Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Malaysia Usulkan Pembentukan Pasukan Perdamaian ASEAN
Oleh : Redaksi
Jum'at | 20-03-2015 | 08:29 WIB
Ilustrasi_ASEAN-00.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM, Langkawi - Malaysia mengusulkan negara-negara Asia Tenggara membentuk pasukan gabungan untuk menjaga perdamaian. Menurut Malaysia, pembentukan itu dapat kembali membangun kepercayaan setelah berseteru dalam hal sengketa perairan di Laut Cina Selatan.

Kesepuluh negara anggota ASEAN, yang tak kesemuanya memiliki kepentingan di perairan itu, dalam beberapa tahun belakangan gagal bersatu saat menghadapi pemerintah Cina terkait wilayah sengketa.

Filipina dan Vietnam pernah menuding Cina berlaku agresif di wilayah perairan yang disengketakan, meski Beijing membantahnya. Luruhnya kata sepakat di antara negara anggota ASEAN meluber ke sejumlah konferensi regional.

Perseteruan lantas berujung keraguan bahwa proyek "Masyarakat ASEAN" yang direncanakan terbentuk Desember tahun ini akan berjalan lancar.

"Kami perlu mencari titik temu agar dapat bersatu,” ujar Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Hussein, Rabu (18/3/2015). "Jika yang kami permasalahkan hanyalah garis [batas] dan klaim [sepihak], masa depan terlihat sangat suram."

Menurut Malaysia, pasukan gabungan dapat dikerahkan ke daerah konflik seperti yang terjadi pada perbatasan Kamboja-Thailand pada 2011 silam.

Meski tidak ditujukan untuk meredakan ketegangan pada seputar masalah Laut Cina Selatan, proposal Malaysia dapat memperparah ketegangan antara ASEAN dan Cina. Beijing selama ini berpendirian masalah sengketa wilayah harus diselesaikan satu per satu secara bilateral, bukan melibatkan banyak negara sekaligus.

Baru-baru ini, Kementerian Luar Negeri Cina sangat berkeberatan dengan kecaman atas pendudukan Cina di sejumlah pulau Laut Cina Selatan.

"Kami mendukung terbangunnya masyarakat Asean," ujar juru bicara kementerian luar negeri, Hong Lei, "tapi ASEAN tidak terkait masalah sengketa di Laut Cina Selatan."

Zhang Jie, pakar hubungan internasional Akademi Ilmu-ilmu Sosial di Cina, mengatakan, Beijing harus mengamati langkah ASEAN mengenai pembentukan pasukan itu sebelum mengambil kesimpulan lebih jauh. "Menurut saya, pasukan penjaga perdamaian ASEAN itu tidak berkenaan dengan masalah Laut Cina Selatan," ujar Zhang.

Tim Huxley, direktur eksekutif IISS-Asia, lembaga penelitian urusan keamanan di Singapura, berpendapat bahwa Malaysia akan kesulitan membujuk negara ASEAN lain untuk bergabung membentuk pasukan. "Dalam urusan keamanan, belum terbentuk kepercayaan di antara negara-negara ASEAN," ujarnya. (*)

Sumber: WSJ