Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lima Tahun Pemerintahan Duo HMS, Fokuskan Pembangunan Listrik dan Air di Kepri
Oleh : Advertorial
Senin | 23-02-2015 | 11:28 WIB
adver4DUO_HMS_Salam_Komando.jpg Honda-Batam
Muhammad Sani dan Soerya Respationo usai dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Persoalan pemenuhan air bersih dan listrik bagi masyarakat Kepri merupakan hal yang utama diperhatikan Muhammad Sani dan Soerya Respationo selama lima tahun kepemimpinan mereka. Hal itu sesuai dengan visi dan misi serta janji kampanye keduanya, ketika kompak mencalonkan diri sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri pada 2010 lalu.

Maklum saja, kala itu Provinsi Kepri dari 2009 hingga 2010, selalu didera dengan persolan minimnya pemenuhan kebutuhan air bersih serta ketersediaan listrik dari PLN sebagai stakeholder perusahaan penyedia arus listrik di Provinsi Kepri, khususunya di Kota Tanjungpinang sebagai ibukota serta Kabupaten Bintan. 

Dengan perjuangan panjang dan berliku, sejumlah upaya dalam memenuhi kebutuhan dasar air bersih serta ketersedian listrik di Kepri itu, terus dilakukan dengan berbagai cara, termasuk meletakan pondasi dan konsepnya.

Muhammad Sani mengaku, dua hari setelah dilantik menjadi Gubernur Kepri, dirinya dan Wagub Soerya Respationo bersama Ketua dan anggota DPRD Kepri, secara bersama terbang ke Jakarta untuk menghadap Direktur Utama PLN yang saat itu dijabat oleh Dahlan Iskan. Kepada Dahlan Iskan itu, mereka mengutarakan kondisi listrik di provinsi yang baru dua hari mereka pimpin. 

Saat itu, kata Sani banyak solusi yang ditawarkan, seperti penambahan mesin pembangkit tenaga diesel sebesar 5 MW, percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap 2 kali 17 MW di Galang Batang, Bintan, dengan harapan pemenuhan kebutuhan dasar listrik di Tanjungpinang dan Bintan dapat segera terpenuhi.

"Demikian juga janji percepatan pelaksanaan proyek interkoneksi listrik dari Tanjung Kasam Batam ke Teluksasah Pulau Bintan. Memang tidak mudah, dan selama ini, kita terus menggesa dan menekan PLN dengan dengan segala upaya, dengan harapan dapat segera memenuhi kebutuhan listrik di Tanjungpinang Bintan dan sejumlah pulau kabupaten lainnya di Kepri," kata Sani.

Sani yang mengaku sudah bertugas sejak 1982 di bagian pemerintahan dan Wali Kota Tanjungpinang pada 1985-1993, menyebut kebutuhan listrik dan air di  Tanjungpinang saat itu mencukupi dengan hanya satu pembangkit listrik tenaga diesel di kawasan Jalan Ir. Sutami, Suka Berenang. Demikian juga kebutuhan air bersih dari PDAM Tirta Janggi, karena memang pertumbuhan penduduk dan pembangunan permukiman belum sebanyak saat sekarang.

"Dalam perkembanganya, saat ini program pembangunan dalam kurun waktu 10 latuhun lebih Provinsi Kepri ini dangat pesat, kondisi exiting pembangunan untuk permukiman masyarakat terus bertambah. Secara otomatis  ketersediaan listrik dan air di Tanjungpinang dan Bintan, sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan  masyarakat. Ditambah lagi dengan semakin tuanyaserta tidak adanya pergantian mesin pembangkit listrik di Tanjungpinang," kata Sani.

Terbatasnya ketersediaan listrik dan air dalam 10 tahun belakangan ini, juga sempat menimbulkan gejolak pada masyarakat. Hal itu ditandai dengan banyaknya unjuk rasa, protes, bahkan tuntutan masyarakat pada pimpinan daerah agar dapat segera menyelesaikan persoalan kebutuhan dasar tersebut.

"Dengan konsep dan program yang kita miliki, dalam lima tahun menjabat sebagai Gubernur, kami sudah meletakan konsep dasar pelaksanaan pembangunan pemenuhan kebutuhan air dan listrik di Kepri, melalui pelaksanaan program melistriki dan mengairi sejumlah pulau di Kepri," tambahnya.

Dalam memenuhi ketersedian listrik, tambah mantan Bupati Karimun ini, dengan dilaksanakan grand opening pemasangan kabel bawah laut proyek interkoneksi listrik dari Tanjung Kasam Batam ke Pulau Bintan akan dapat terjawab ketersediaan dasar listik di Tanjungpinang dan Bintan pada Juni 2015 mendatang. 

"Memang, dalam 3 tahun kita terus berjuang dan berupaya untuk mempercepat palaksanaan proyek interkoneksi listrik ini, hngga ssat ini, kita masih terus menunggu. Dan dari dua kali 100 megawatt arus listrik yang akan disalurkan dari pembangkit listrik tenaga uap Batam, hingga saat ini masih menuai persoalan, tentang Hak Guna Pakai kawasan Hutan Lindung pada 270 tapak tower tegangan tinggi 100 MW untuk interkoneksi ini," kata dia.

Sebagai tahap awal, sesuai dengan janji Dirut PLN, dengan mulai dilaksanakan pengerjaan kabel bawah laut interkoneksi ini, pada Juli 2015 mendatang transfer arus listrik sebesar 55 megawatt, dari Tanjung Kasam Batam ke Bintan akan dapat diselesaikan.

"Selanjutnya, melalui penggunaan instalasi kabel 50 Volt yang saat ini sudah terpasang di Jalan Lintas Barat Bintan ke Tanjungpinang, sebanyak 15 megawatt arus listrik interkoneksi itu, sudah dapat disalurkan ke gardu pembangkit listrik di Tanjungpinang dan Bintan, lagi-lagi memang dalam beberapa bulan ini kita harus bersabar dan menunggu," ujar Sani.

Sedangkan pembangunan tapak tower 100 MW interkoneksi, akan terus dikejar, dan melalui pertemuannya dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sani mengaku juga menyampaikan kendala izin pinjam pakai hutan lindung untuk pembangunan tapak tower. Menanggapi hal itu, JK mengaku akan berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan.

"Jadi dengan modal 55 MW tahap awal interkoneksi listrik ini akan menjadi modal bagi kita dalam menawarkan peluang investasi di Kepri, khususnya Tanjungpinang dan Bintan. Dengan interkoneksi ini juga, perkembangan dua daerah ini kedepan akan lebih maju, apalagi kalau pengajuan FTZ Bintan dan Tanjungpinang secara menyeluruh akan mempercepat pelaksanaan pembangunan di Kepri," jelasnya.

Selain mengharapkan percepatan interkoneksi listrik, Sani juga mengaku terus mencari solusi lain dalam pemenuhan kebutuhan dasar listrik bagi masyarakat di Kepri melalui program pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) sebagaimana di Desa Tekojo, Kijang, Bintan Timur.  (Baca: Proyek Interkoneksi Listrik Batam - Bintan Resmi Diluncurkan)

Dengan memanfaatkan potensi gas yang ada di Pulau Batam. Gas dibawa dan dikemas dalam tabung–tabung skid tube Compressed Natural gas (CNG), lalu di transportasikan melalui transportasi laut (CNG Marine Carrier) Landing Craft Tank (LCT) ke pulau-pulau pulau Bintan hingga dapat menghasilkan (2x3 MW) atai 6 megawatt arus listrik setiap mesin.

"Dengan percontohan PLTMG Tekojo Kijang Bintan ini, sebagai janji PLN, pada April 2015 mendatang, PLN akan kembali membangun PLTMG di Pulau Dompak, yang akan menghasilkan 2x3 MW atau 6 megawatt arus listrik. Dan jika ini selesai dibangun, akan menjadi terobosan serta jawaban nantinya dalam memenuhi ketersediaan listrik di pulau-pulau kabupaten yang ada di Kepri," kata Sani lagi.

Bahkan, jika memang PLTMG melalui pemanfaatan gas di Batam dan Natuna ini berhasil, selanjutnya pembangkit lain akan dibangun di setiap daerah di Kepri, yang sampai saat ini masih krisis listrik. Apalagi, bahan bakarnya menggunakan gas, yang terbilang lebih murah dibandingkan solar, dalam menekan biaya produksi. 

Sani mengaku, pengembangan dan pembangkit PLTMG di sejumlah kabupaten khususnya pulau-pulau di Kepri akan dapat dilaksanakan melalui sasaran utama pembangunan PLTMG di Kabupaten Natuna dan Anambas.  

"Dalam waktu dekat konsep PLTMG dengan pemanfaatan potensi gas yang ada di Pulau Batam dan Natuna lewat CNG ini, akan kita tawarkan pada PLN dalam membangun pembangkit listrik PLTMG di sejumlah Pulau di Kepri," ungkapnya.

Hal itu, sesuai dengan program dan jawaban Dirut PLN yang nantinya akan dapat diimplementasikan bersama dengan DPRD dan dalam jangka waktu 2-3 tahun kedepan, melalui konsep merangkai pulau dengan listrik ini, kebutuhan dasar penerangan listrik pada masyarakat di Kepri akan tercapai.

Guna tercapainya konsep pembangunan PLTMG, Sani mengaku sangat bermimpi, jika dirinya menjabat yang kedua kali sebagai gubernur pemasalahan ini akan terjawab dengan sejumlah konsep yang dirancang. 

"Saya sangat optimis, kalau masih menjabat yang ke dua kali, seluruh permasalahan ini sudah akan terjawab, disamping konsep penawaran investasi pembangkit listrik pada investor lainnya di Kepri," pungkasnya. (Adv).