Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lima Tahun Kepemimpinan Duo HMS

Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Masyarakat di Kepri Terus Digesa
Oleh : Advertorial
Sabtu | 21-02-2015 | 17:00 WIB
duo_hms.jpg Honda-Batam
Duo HMS, Muhammad Sani dan Soerya Respationo.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Lima tahun kepemimpinan H. Muhammad Sani dan HM Soerya Respationo, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau terus fokus dalam pembangunan di berbagai sektor.

Di sektor pemenuhan dasar air bersih, khususnya Tanjungpinang dan Bintan, serta sejumlah pulau-pulau lainnya di Kepri, pasangan yang dikenal dengan nama Duo HMS ini mengaku terus menggesa dengan melakukan studi kelayakan akan ketersediaan air baku dan membangun waduk untuk tampungan air.

Hal itu ditandai dengan pelaksanaan pembangunan tampungan air baru berupa waduk dan embung di Bintan, Karimun, Lingga Natuna dan Anambas.    
 
Sebagaimana diketahui, keberadaan waduk Sei Pulai di kilometer 14 arah Kijang yang sudah beroperasi sejak lama, untuk saat ini sudah tidak mampu diandalkan untuk memenuhi ketersediaan ketersediaan air bersih bagi masyarakat Bintan dan Tanjungpinang.

Data dari PDAM Tirta Kepri mengatakan, sumber air baku Sungai Pulai untuk saat ini hanya maksimalnya 250 liter/detik, ditambah waduk Kolong Enam Kijang yang hanya mampu menampung debit air 50 liter per detik. 

Namun dengan adanya pelaksanaan pembangunan tampungan air baru, embung Sungai Gesek yang menelan dana Rp 24 miliar dari APBN ditambah dana pelaksanaan ganti rugi lahan dari APBD Provinsi Kepri, saat ini mampu menampung aair bersih 100 liter per detik.

Sani mengatakan,dari pembangunan waduk tampungan air dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) bersih waduk Sungai Gesek itu akan dapat menghasilkan 100 liter air per detik dan dengan tiga tampungan air baku. Sementara, Instalasi Pengolahan Air Bersih di Tanjungpinang dan Bintan saat ini telah dapat menghasilkan 450 liter air per detik untuk memenuhi kebutuhan dasar air bagi masyarakat Tanjungpinang dan Bintan.

"Dengan semua waduk yang sudah beroperasi itu, tentu masih belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat. Oleh sebab itu kita terus berupaya menambah kantung-kantung air lainnya. Saat ini kita juga sedang merancang pembangunan waduk di Kawal dan Busung. Serta berupaya meningkatkan kapasitas waduk yang sudah ada saat ini. Insya Allah 10 atau 12 tahun kedepan Bintan dan Kepri umumya tidak lagi kesulitan air," kata Sani.

Waduk Gesek mulai dirintis pembangunannya sejak tahun 2012 silam dengan anggaran sebesar Rp 8 miliar yang dimulai dengan pematangan lahan. Kemudian pada 2013 memperluas pembangunan waduk, pada tahun 2014 dilanjutkan dengan melengkapi fasilitasnya.

"Alhamdulillah sekarang semuanya berjalan dengan lancar dan sudah bisa beroperasi 100 liter per detik. Ini patut kita syukuri bersama karena pemerintah juga tidak akan bisa membangun tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak," terang Sani.

Sani juga berterimakasih kepada Kementerian Pekerjaan Umum yang sejauh ini serius menanggapi apa yang dicita-citakan Pemerintah Provinsi Kepri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan ketersediaan air bersih. 

Sumber air baku Sungai Kawal, berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan Dirjen Pemenuhan Air Kementerian PU, jika dilakukan pembangunan waduk, akan mampu menghasilkan tampungan air 500 liter per detik dan untuk pelaksanaan pembangunan itu, Sani terus menggesa.   

Sebagai tahap awal pelaksanaan pembangunan, Waduk Sungai Kawal, kata Sani saat ini telah dilaksanakan Detail Engineering Design (DED), sedangkan pelaksanaan pembebasan lahan akan mulai dilakukan pada tahun 2016 mendatang.

Lahan perkebunan kepala sawit milik PT Tirtanadi setelah dibicarakan, kata Sani, juga sudah bersedia dilepas 70 hektare untuk lokasi lahan tampungan air Sungai Kawal itu. Selanjutnya, untuk penggunaan lahan hutan lindung, mantan Bupati Karimun mengaku akan mengajukan Izin Pinjam Pakai Lahan tersebut kepada Menteri Kehutanan. Sedangkan pelaksanan ganti rugi lahan masyarakat yang sudah dikeluarkan dari hutan lindung APL akan dilaksanakan dengan menggunakan APBD Kepri. 

"Mudah-mudahan pada 2016 mendatang pelaksanaan pembangunan tampungan waduk sumber air baku Sungai Kawal ini akan dapat dimulai, dengan proses ganti rugi lahan dan permintaan hak guna pakai hutan lindung pada Menteri. Alokasi pembangunan sarana fisik sekitar Rp 60 miliar dari APBN dan APBD 2016 mendatang," kata dia.

Di sisi lain, Sani juga menggesa pelaksanaan pembangunan dam Busung yang nantinya akan memenuhi kapasitas 4.000 liter air per detik. hal itu dimulai dengan pelaksanaan analisis studi kelayakan serta DED di kawasan sumber air laut yang akan diendapkan menjadi air tawar itu.

"Tujuanya pembangunan DAM Busung sendiri bukan hanya untuk kebutuhan Bintan, Tetapi juga kebutuhan air bersih di Batam, karena kedepan Batam juga akan kekurangan air," kata Sani.

Berbicara mengenai air, kata Sani, juga berbicara dengan pipa distribusi. Sejumlah pipa yang mengalami kerusakan akan diperbaiki untuk mencegah kebocoran sehingga kapasitas air yang sudah dihasilkan sumber air baku Sungai Pulai dan Sungai Gesek dapat sampai ke masyarakat.

Selain itu, untuk ketersediaan air di sejumlah pulau di Kepri, Sani mengatakan, Pemerintah Provinsi Kepri juga terus meminta balai penyediaan air baku untuk mencari sumber-sumber air yang tersedia. yang selanjutnya akan dapat dilakukan pembangunan embung dan waduk.

"Kita juga meminta Satuan Kerja Pengairan Kementerian PU untuk meningkatkan pembangunan sarana dan pra sarana pengolahan air bersih di sejumlah kabupaten/kota agar pemenuhan kebutuhan dasar air bagi masyarakat Kepri dapat terlaksana secara sinergi, antara pemerintah pusat, provinsi serta kabupaten/kota di Kepri," pungkasnya. (Adv)

Editor: Dodo