Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Google Tentang Penerapan Sensor Internet di Sejumlah Negara
Oleh : Magid
Selasa | 28-06-2011 | 09:19 WIB

Dublin, batamtoday - Penerapan sensor internet di sejumlah negara sangat merugikan masyarakat sipil secara luas. Dalam era keterbukaan seperti saat ini, pembatasan akses internet dengan alasan melindungi kekuasaan adalah bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang harus ditentang.

Demikian disampaikan Chairman Google, Eric Schmidt beberapa waktu lalu dalam sebuah konfrensi di Dublin, Republik Irlandia.

Seperti dikutip batamtoday dari BBC, Selasa, 28 Juni 2011, komentar Eric Schmidt yang tegas menentang sensor internet tersebut lebih ditujukan pada dua negara, yakni China dan Arab Saudi.

"Pembatasan akses internet selama ini lebih dikarenakan sejumlah negara takut akan terjadi sebuah gerakan massa yang dimulai dari mailist dan situs jejaring sosial, seperti halnya di Mesir, bagaimana pengunjuk rasa memanfaatkan mailist di Gmail dan  situs Facebook untuk mengatur jadwal aksi," jelas Eric.

Dari data yang berhasil dihimpun batamtoday, Google mengalami perlakuan buruk di sejumlah negara yang bergejolak. Pada saat demontrasi besar-besaran di Mesir, Eksekutif Google. Wael Ghonim, sebagai penanggung jawab are Mesir, ditangkap.

Hal serupa juga terjadi di China. Google secara rutin terlibat sejumlah perang dengan pemerintah China yang sangat ketat membatasi akses internet. Bahkan terakhir, pemerintah China mengeluarkan satu mesin pencari yang mirip dengan Google.