Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Profit Taking Landa Bursa, Perdagangan Relatif Sepi

Indeks Masih Tak Berdaya di Zona Merah, Turun 25,529 ke Level 3,823.029
Oleh : sumantri
Senin | 27-06-2011 | 12:38 WIB
jsx_composite_index_closed_market_ses_I.png Honda-Batam

jsx composite index closed market ses I Senin 27 Juni 2011

Batam, batamtoday - Bursa regional termasuk IHSG, pada penutupan sesi I, perdagangan Senin, 27 Juni 2011, masih dihantui krisis ekonomi yang melanda Eropa khususnya Yunani. Dengan demikian pergerakkan Indeks yang merumput di Bursa Indonesia terbilang relatif sepi dan akibatnya Indeks terkoreksi tajam sebanyak 25.529 dan parkir di level 3,823.029. Tekanan jual investor yang memilih keluar sejenak dari lantai bursa sambil menunggu keputusan penyelesaian krisis utang Yunani. menyebabkan sektor pendukung INSG tidak mampu berbuat banyak untuk mengkatrol Indeks ke zona aman.

"Sepanjang sesi I, sentimen negatif pelemahan ekonomi Yunani memang telah berakibat buruk pada mekanisme pasar saham, terutama regional. IHSG dibuka terkoreksi 20,051 poin (0,53%) ke level 3.828,507 terkena imbas pelemahan bursa global akhir pekan lalu akibat krisis utang Yunani yang berkepanjangan," ungkap Johan Effendi, Analis Senior PT Phillip Securities Batam, kepada batamtoday, Senin, 27 Juni 2011.

Zona merah menjadi spot favorit IHSG pada perdagangan hari ini. Sejak dibuka perdagangan, IHSG sama sekali tak mampu menguat dan sempat menyentuh level terendah di 3.813,953. Pada penutupan perdagangan sesi I, Senin 27 Juni 2011, IHSG terkoreksi 27,728 poin (0,73%) ke level 3.820,830. Sementara Indeks LQ 45 turun 5,355 poin (0,79%) ke level 676,140.

Investor berniat keluar sementara dari pasar dan mengamankan portofolionya sambil menunggu keputusan parlemen Yunani dalam menanggulangi krisis utang yang berkepanjangan. Aksi jual pun marak terjadi di lantai bursa. Selain itu, kekhawatiran investor akan tingginya tingkat inflasi di bulan Juni membuat saham-saham berbasis properti dan infrastruktur terkena tekanan jual. Seluruh indek sektoral di Bursa Efek Indonesia terkena koreksi, paling dalam diderita indeks sektor aneka industri.

Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 43.582 kali pada volume 1,441 miliar lembar saham senilai Rp 1,043 triliun. Sebanyak 66 saham naik, 159 saham turun, dan 75 saham stagnan. Kebanyakan bursa-bursa saham di regional masih tertekan di teritori negatif akibat sentimen yang datang dari bursa global dan krisis utang di zona Eropa. Hanya satu pasar saham yang berhasil mencetak poin.

Bursa saham China menguat untuk hari kelimanya, penguatan terpanjang dalam 4 bulan terakhir setelah sejumlah analis memprediksi adanya reli di saham-saham unggulan. Saham China Air Ltd naik ke level tertinggi setelah pemerintah setempat akan memangkas tarif impor bahan bakar pesawat.

Indeks Komposit Shanghai (China) naik 11,10 poin (0,40%) ke level 2.757,31, Indeks Hang Seng (Hongkong) melemah 146,60 poin (0,66%) ke level 22.025,35, Indeks Nikkei 225 (Jepang) berkurang 59,78 poin (0,62%) ke level 9.618,93 dan Indeks Straits Times (STI Singapore) terkoreksi 19,44 poin (0,63%) ke level 3.047,41. 

Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dolar Amerika di pasar spot valas antar bank Jakarta berada di level Rp8,620.00 per dolar Amerika, melemah 25 poin jika dibandngkan pada perdagangan sebelumnya. Harga minyak di pasar internasional berada di level 90.59 dolar Amerika per barel dan harga emas murni di bursa NYMEX New York berada di level 1504.90 dolar Amerika per troy ounce.

Jajaran saham-saham yang termasuk dalam top gainers adalah saham dengan kode Emiten MERK naik 1000 poin ke level Rp119.000, TOTO naik 1000 ke level Rp43.000 dan INDS naik 100 poin ke level Rp5.350.

Jajaran saham-saham yang termasuk dalam top losers adalah saham dengan kode Emiten ASII turun 1150 poin ke level Rp60.750, GGRM turun 450 poin ke level ke Rp46.600 dan MBAI turun 450 poin ke level Rp28.500.