Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Harga Rumah Naik Akibat Inflasi Bahan Bangunan
Oleh : Redaksi
Senin | 05-01-2015 | 12:58 WIB
ilustrasi_pembangunan_rumah_viva.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/viva.co.id

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kenaikan harga properti yang terjadi di Indonesia tidak terjadi karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), melainkan karena kebijakan pengembang dalam menaikan harga. Hal ini yang menyebabkan karakteristik pasar properti lebih ditentukan oleh supply driven bukan demand driven.

Pengembang akan terus menaikkan harga di saat permintaan sedang tinggi dan tidak ada instrumen yang bisa mengendalikan harga properti sampai harga yang dipatok menjadi over value dan pasar jenuh.

"Bahkan sebenarnya kenaikan BBM pun relatif tidak mempengaruhi harga properti secara langsung. Naiknya BBM akan memengaruhi biaya produksi, namun tidak secara tiba-tiba, melainkan akan berdampak tiga bulan berikutnya," jelas pengamat properti, Ali Tranghanda.

Namun dengan turunnya BBM saat ini, imbuhnya, dampaknya pun hampir tidak ada. Pasalnya, kenaikan harga properti saat ini lebih disebabkan inflasi bahan bangunan dan bukan semata-mata karena kenaikan BBM.

Di sisi lain, tertahannya harga properti saat ini lebih disebabkan kondisi daya beli yang relatif tergerus akibat naiknya suku bunga KPR dan kondisi pasar properti saat ini yang sudah jenuh karena kenaikan harga yang sudah sangat tinggi dalam tiga tahun terakhir.

Oleh karena itu, tutur Ali, meskipun adanya kenaikan BBM, relatif sebagian besar pengembang tidak serta merta menaikkan harga propertinya, karena memang pasar sedang lemah. Kenaikan diperkirakan akan terjadi antara 3 - 7 persen (qtq) di triwulan I – 2015.

"Dengan karakteristik pasar properti Indonesia seperti ini maka pemerintah harus segera membuat instrumen yang dapat mengendalikan harga tanah agar tidak didominasi oleh pengembang," jelas Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch ini.

"Kami mengusulkan agar pemerintah segera membentuk bank tanah yang mengakomodasi lahan-lahan milik pemerintah yang kemudian dibangun dengan sistem yang baik, sehingga pemerintah akan bertindak sebagai master developer untuk pembangunan rumah rakyat. Hal yang sama juga dilakukan oleh Singapura dengan Housing Development Board (HDB) yang telah membangun satu juta flat hunian untuk rakyatnya," urai Ali. (*)

Sumber: rumah.com