Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Komoditas Makanan Paling Mempengaruhi

Jumlah Warga Miskin di Perkotaan Kepri Turun, di Daerah Pedesaan Malah Naik
Oleh : Redaksi
Sabtu | 03-01-2015 | 13:14 WIB
ilustrasi_penduduk_miskin.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Jumlah warga miskin di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada September 2014 tercatat sebanyak 24.171 orang jiwa. Menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, jumlah warga miskin itu hanya sebesar 6,40 persen dari total penduduk di Kepri.

Jumlah warga miskin itu turun 3.628 jiwa jika dibandingkan pada Maret 2014 lalu yang sebanyak 127.799 orang atau 6,70 persen dari total penduduk di Kepri.

Begitu pun dengan jumlah penduduk miskin di perkotaan, selama Maret - September 2014 mengalami penurunan sebesar 6.108 orang atau turun dari 6,09 persen menjadi 5,61 persen. Sebaliknya, jumlah warga miskin di daerah perdesaan di Kepri meningkat 2.480 orang atau naik dari 9,86 persen menjadi 10,54 persen.

Dalam rilisnya BPS menyatakan, peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada September 2014, sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 66,57 persen, sedangkan sumbangan garis kemiskinan non-makanan hanya 33,43 persen.

Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di daerah perkotaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, dan daging ayam ras. Sedangkan di daerah perdesaan adalah komoditas beras, rokok kretek filter, gula pasir dan ikan-ikanan.

Untuk komoditi bukan makanan, kontribusi terbesar terhadap garis kemiskinan adalah biaya perumahan, listrik, dan bensin baik di daerah perkotaan maupun di daerah perdesaan.

Kendati demikian, sepanjang Maret - September 2014, baik indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2) menunjukkan penurunan. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin dekat dengan garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin makin rendah. (*)

Editor: Roelan