Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Polisi di Tiongkok Dilaporkan Aniaya Pekerja Migran Perempuan Hingga Tewas
Oleh : Redaksi
Selasa | 30-12-2014 | 16:03 WIB
china-chinese-police-step-on-migrant-worker-woman-hair-01.jpg Honda-Batam
Foto di internet yang menunjukkan kaki seorang oknum polisi menginjak rambut seorang perempuan yang tergerletak tak berdaya. (foto: dedegms.com)

BATAMTODAY.COM - PETUGAS polisi di Shanxi, Tiongkok, dilaporkan telah menganiaya seorang perempuan migran hingga tewas. Bahkan, oknum polisi itu menginjak rambut wanita yang sudah tak bergerak di jalanan itu.

Seperti dilansir dari China Smack, Minggu (28/12/2014), foto oknum polisi yang sedang menginjak rambut si wanita dan berita tersebut menyebar ke dunia maya sejak 26 Desember 2014. Pada foto tersebut ditulis keterangan, "menghadapi seorang pekerja migran perempuan yang telah tergeletak tak sadarkan diri di jalan, polisi bukannya memberikan bantuan darurat, malah seorang polisi yang tambun menjejakkan kakinya di rambut pekerja migran tersebut selama satu jam".

Dilaporkan, sejumlah pekerja migran sempat terlibat pertengkaran dengan penjaga keamanan situs konstruksi karena upah yang belum dibayar. Parahnya, para pekerja migran ini pun dipukuli setelah mereka dibawa ke kantor polisi setempat sehingga satu pekerja meninggal dan satu menderita empat patah tulang rusuk.

Keluarga almarhum pun menuduh polisi telah bertindak brutal dan meminta pihak kepolsian agar tidak melindungi penyelidikan kasus kekerasan tersebut.

Pekerja migran perempuan yang rambutnya diinjak itu bernama Zhou Xiuyun, dari kota provinsi Henan, yang berusia 47 tahun, tulis China Smack. Sementara, China Online News, pun melakukan investigasi atas kasus tersebut.

Wang Kuilin, anak Zhou yang berusia 21 tahun, mengatakan kepada wartawan bahwa mulai pertengahan Oktober lalu ada 13 orang dari kampung halaman mereka yang bekerja di empat proyek konstruktsi di Shanxi. Pekerjaan itu sudah berakhir pada 5 Desember lalu, namun mandor proyek masih menahan upah pekerja sebesar 29.000 yuan meski telah berulang kali diminta pekerja.

Jelang Festival Musim Semi, para pekerja migran kembali menuntut upah mereka langsung dari manajemen proyek. Pada 13 Desember 2014 pagi sekitar pukul 04.00, Wang Kuilin dan tiga rekan kerjanya tiba di lokasi proyek berharap bisa bertemu dengan orang yang bertanggung jawab membayarkan gaji mereka.

Namun, petugas sekuriti melarang mereka masuk sehingga terjadilah keributan yang berujung perkelahian. Saat perkelahian itu, seorang penjaga keamanan menelepon polisi.

Wang Kuilin mengaku masih ingat seorang polisi setempat yang bermulut kotor saat ayahnya, Wang Youzhi, didorong ke tanah dan diborgol secara paksa. Saat itulah ibu Wang, Zhou Xiuyun, memegangi kaki polisi memohon mereka untuk melepaskan suaminya.

Namun polisi itu menarik rambut dan mencekik leher Zhou. "Polisi itu kejam menarik rambut ibuku ke bawah, sehingga wajahnya sampai di perutnya," sehingga ibunya kemudian berbaring menghadap ke atas di tanah selama satu jam. Seorang polisi dengan tubuh yang relatif gemuk menggunakan kakinya untuk berdiri pada rambut ibunya, dan menuduhnya "bermain mati".

"Tidak lebih dari hanya beberapa meter jauhnya, saya tidak tahu apakah istri saya sudah mati atau masih hidup, apalagi maju untuk membantunya," kata Wang Youzhi. Kemudian, polisi memaksa pasangan suami istri itu ke kendaraan polisi.

Tetapi karena ia diborgol di belakang punggungnya, Wang Youzhi hanya bisa menggunakan kakinya untuk mendukung kepala dan memanggil istrinya. Namun, saat itu istrinya tidak lagi merespon. Apakah istrinya masih sadar atau sudah mati saat itu, Wang Zhiyou tidak bisa mengatakan.

Keluarga Wang Youzhi dari tiga bersama dengan dua orang lain dari kampung halaman mereka dibawa ke kantor polisi setempat pukul 05.00. Wang Youzhi mengatakan mereka dipukuli di kamar kecil kantor polisi itu.

"Mereka menjambak rambut saya dan menendang saya dengan kejam," katanya. Setelah itu, polisi kembali memukuli kepalanya dengan sepatu sampai wajahnya berlumuran darah.

Pihak rumah sakit setempat yang merawat Wang Youzhi mengatakan bahwa pekerja migran itu mengalami patah 6 sampai 9 tulang rusuk kiri. Namun, Wang Youzhi dikabari bahwa istrinya telah tewas.

Wang Youzhi sempat meminta polisi untuk merawat istrinya saat di kantor polisi, namun tak dihiraukan. Istrinya itu tergeletak sementara Wang Youzhi terkunci di ruang tahanan.

Kepolisian setempat membantahnya. Bahkan foto yang disebar di internet adalah rekayasa.

Namun sebuah tayangan video berdurasi 3 menit 44 detik yang diserahkan keluarga korban kepada China Online News, menunjukkan seorang polisi berdiri dekat dengan kepala Zhou Xiuyun dan menginjak rambutnya dengan kaki kirinya. Video itu juga menayangkan, si polisi kemudian menggunakan kaki kanannya untuk menginjak rambut korban. (*)

Editor: Roelan