Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tolak Puaskan Nafsu Bejatnya, NS Dipukul dan Dibacok Pria Tak Dikenal
Oleh : Romi Chandra
Sabtu | 29-11-2014 | 08:49 WIB
korban-di-rsbk1.jpg Honda-Batam
Korban NS terbaring di Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK).

BATAMTODAY.COM, Batam - NS (25), terpaksa harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) akibat luka bacok yang dialami di sekujur tubuhnya.

NS diketahui dianiaya diduga karena enggan melayani pelaku untuk memuaskan nafsu birahinya di dalam sebuah mobil dari arah Tanjungpinggir hingga daerah Tiban. Setelah itu, ia dibuang di pinggir jalan, kawasan Tiban Kampung, dan kemudian dibantu masyarakat sekitar dibawa ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. Kemudian, ia baru dibawa ke RSBK untuk perawatan selanjutnya.

Ditemui di ruang inap pavilium Anggrek nomor 202 RSBK, Jumat (28/11/2014) malam, kepala NS terlihat dibalut dengan perban, serta mata sebelah kiri memar. Luka di kepalanya mendapat 250 jahitas akibat luka bacok. Selain itu, pada telapak tangannya juga terdapat luka sayat, dan luka tusukan pada bagian tubuh lainnya.

Diceritakan NS yang berprofesi sebagai wanita penghibur ini, kejadian berawal saat ia mendatangi lokalisasi Sintai di Batuaji untuk bertemu seorang pria yang sudah ia kenal berinisial Ar, Kamis (27/11/2014) siang, sekitar pukul 13.00 WIB. Pertemuan korban dengan Ar merupakan kali ketiga.

Sesampai di Sintai, korban langsung mendatagi lokasi keberadan Ar. Namun ia dapati Ar tengah duduk bersama dua kawannya. "Kami minum dulu di Sintai. Saya juga ikut minum (minumas keras), tapi satu kaleng saja," kata NS yang terbaring lemah.

Begitu minuman habis, NS bersama Ar dan dua rekannya beranjak dari Sintai menuju pantai di kawasan Tanjungpinggir, Sekupang. Setiba di Tanjungpinggir, mereka kembali menenggak minuman keras satu kaleng seorang.

"Saat minum itu, teman Ar mengajak saya melayaninya berhubungan suami istri, tapi saya tidak mau, karena dari awal saya diajak oleh Ar, bukan temannya itu. Saya juga tidak tahu siapa nama temannya itu," kata NS.

Percakapan antara NS dengan pelaku yang merupakan teman Ar itu berhenti begitu saja. Kemudian mereka beranjak pulang sekitar pukul 18.00 WIB. NS sendiri ternyata tidak diantarkan oleh Ar, melainkan oleh temanya atau pelaku.

"Ar pulang berasama temannya satu lagi. Saya disuruh pulang sama temannya itu. Sebelum pulang, Ar sempat memberi saya uang Rp 100 ribu. Katanya itu untuk jajan," terang NS lagi.

Sampai akhirnya NS dianiaya oleh pelaku begitu naik ke atas mobil. Di tengah jalan, mobil dihentikan pelaku, dan lagsung menghajar NS serta mengeluarkan sebilah pisau. Kemudian NS dibacok dan ditikap tanpa arah, sehingga kepalanya mengalami banyak bekas bacokan.

"Saya tidak tahu jenis pisaunya, tapi saya diserang membabi buta. Mungkin karena mengira saya sudah tidak berdaya lagi, mobil ia jalankan lagi. Sampai di daerah Tiban, saya dibuang di pinggir jalan. Mungkin dia marah sama saya karena menolak melayaninya," kata NS dengan raut wajah trauma.

Ternyata NS maih kuat bangkit dan berusaha meminta pertolongan kepada warga sekitar. Beruntung, tidak jauh dari lokasi ada sekuriti perumahan yang melihat dan langsung menolong dan meminta bantuan warga lainnya. Baru setelah itu NS tak sadarkan diri lagi.

Sementara itu, Kakak, begitu panggilan akrab ibu kos NS yang ditemui Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK), mengatakan, NS tadinya dibawa warga ke Klinik Asih yang berada di Tiban. "Luka yang dialaminya diobati di klinik itu. Sekitar pukul satu malam, ia baru dibawa ke RSBK untuk dirawat," kata Kakak.

Ditambahkan Kakak, ia juga sudah membuat laporan kepada pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Sekupang. "Kami sudah bikin laporan, tapi polisinya belum datang ke sini meminta keterangan," tambahnya.

Ia juga mengakui, NS sehari-hari bekerja freelance sebagai wanita penghibur. "Kami juga tidak mengenal siapa pelaku. Barang-barang NS juga dibawa kabur pelaku," pungkasnya. NS sendiri untuk beberapa hari ini masih harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit, karena luka yang dialaminya cukup serius.

Editor: Redaksi