Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus Pemerasan Melalui Internet Meningkat di Malaysia
Oleh : Redaksi
Jum'at | 21-11-2014 | 13:26 WIB
Cyber-crime.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM, Kuala Lumpur - Kasus pemerasan melalui dunia maya di Malaysia mengalami peningkatan. Menurut data Divisi Cybercrime Kepolisian Malaysia, jumlah kasusnya mencapai ratusan.

Tidak sedikit warga Malaysia yang menjadi korban pemerasan, misalnya ancaman untuk menyebarkan foro bugil korbannya di internet. Kadang, korban diminta membayar hingga USD5.000 atau sekitar 60 juta rupiah.

Jika penipuan melalui Skype sudah biasa, kali ini pelaku menyebarkan virus trojan horse yang bisa mengambil alih kendali komputer atau webcam korbannya, dan berharap korban telanjang.
Menurut cyber dan investigasi multimedia divisi polisi, kasus sekarang berjumlah ratusan.

Pejabat dari divisi cybercrime kepolisian setempat, menilai, jumlah korban bisa jauh lebih banyak lagi. Pihak kepolisian tidak memiliki data yang akurat karena masih banyak korban yang tidak melaporkan karena malu.

"Sekarang, mereka memeriksa profil Anda sebelum mengincar Anda," kata Inspektur Mohd Riduan bin Abd Majid, seperti dikutip The Star.

Informasi mengenai calon korban yang terpampang di media sosial, kata dia, akan memudahkan pelaku mengintimidasi korbannya. Namun dia meyakini, sindikat pemerasan dunia maya ini berasal di luar Malaysia, terutama Filipina.

Dia mengimbau warga yang menjadi korban agar tidak melayani permintaan pelaku. Jika dilayani, pelaku akan terus memeras korban.

MCA Pengaduan Masyarakat Kepala Biro Datuk Seri Michael Chong, yang sudah ditangani 10 kasus tersebut tahun ini, juga mendesak korban untuk tidak membayar.

Pada salah satu kasus tahun lalu, seorang wanita membayar lebih RM100.000 uang pemerasan dan mereka masih terus mengganggu dia.

Sementara itu, seorang hacker membeberkan agar pengguna internet berhati-hati jika diajak ngobrol (chating) dengan seseorang, terutama perempuan. Dalam metode Skype, katanya, seorang gadis cantik akan merayu seorang pria melalui video chating sebelum meyakinkan dia untuk ngobrol dan telanjang.

Padahal, gadis yang merayu itu hanya rekaman video dan pengguna tanpa sadar justru sedang difilmkan. Begitu korban mengikuti rayuan pelaku, di situlah pelaku langsung melakukan pemerasan.

Sementara, penggunaan virus trojan horse jauh lebih berbahaya karena bisa mengambil alih kendali komputer korbannya dan bertindak sebagai administrator (admin). Bahkan, pelaku juga bisa mengakses password serta webcam.

"Pelakunya kemudian memantau webcam sampai Anda tertangkap sedang telanjang, mengumpulkan banyak gambar sebelum memeras Anda," kata hacker tersebut. (*)

Editor: Roelan