Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Akui Kang Tie Tie Karyawannya

Pemilik Money Changer PT Niaga Lestari Merasa Terpojok
Oleh : Gokli/Romi Chandra
Senin | 17-11-2014 | 21:12 WIB
money cahnger pt niaga lestari.jpg Honda-Batam
Kantor money changer PT Niaga Lestari yang berada di Komplek Bumi Indah, Blok 1 nomor 34, Nagoya. (Foto: Romi Chandra/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kui Lim, pemilik money changer PT Niaga Lestari merasa terpojok akibat perampokan yang dialami karyawannya, Kang Tie Tie di Singapura, beberapa hari lalu. Menurut dia, karyawannya itu merupakan korban, bukan pelaku kejahatan pencucian uang.

"Kang Tie Tie memang karyawan saya. Untuk konfirmasi hubungi rekan saya, David," kata dia, Senin (17/11/2014) sore.

David yang ditugasi Kui Lim untuk menjawab konfirmasi, menuturkan, Kang Tie Tie dirampok dalam perjalanan menuju salah satu bank di Singapura. Uang yang akan disetorkan ke Bank itu dalam bentuk mata uang asing, yakni 158.380 dolar singapur, 20.030 ringgit, dan cek tunai sebesar 607.368 dolar singapur atau setara Rp7,5 miliar.

"Uang itu bukan dibawa dari Batam. Tetapi tagihan dari rekan bisnis Kui Lim yang ada di Singapur," kata Davit.

Kui Lim, kata Davit merasa terpojok akibat berita di media massa. Sebab, kejadian sebenarnya tidak seperti yang dituliskan dalam berita.

"Kami mau luruskan saja. Kalaupun Kang Tie Tie bawa uang ke Singapur pasti ada laporannya ke Bea dan Cukai. Jadi kasus ini bukan penyelundupan uang, murni perampokan," dalihnya.

Diberitakan sebelumnya, dari data pemberitahuan pembawaan mata uang tunai di Bea dan Cukai Tipe B Batam, Kang Tie Tie, warga Batam yang dirampok di Singapura beberapa waktu lalu, tercatat membawa uang pertama kali selama November pada tanggal 3 November 2014.

Korban sendiri pergi ke Singapura tidak menginap, karena tanggal 4 November dia kembali melaporkan pembawaan uang serta hari-hari selanjutnya. "Yang dilaporkan hanya pembawaan uang tunai. Sementara kalau uang berbentuk cek tunai sulit terdeteksi," kata Emi Ludiyanto, Kasi Layanan Informasi Kantor Bea dan Cukai Batam, Senin (17/11/2014).

Selain itu, korban terakhir kali melapor membawa uang pada tanggal 13 November 2014, sehari sebelum kejadian. "Kemungkinan dia (korban) melapor pada tanggal 13, dan baru berangkat tanggal 14 November, hari di mana dia dirampok," tambah Emi.

Berikut data uang yang dibawa Kang Tie Tie berdasarkan catatan Bea dan Cukai Batam:

* Tanggal 3 November 2014, uang yang dibawa terdiri dari $712.100 Sing, dan $91.652 US
* Tanggal 4 November 2014, uang yang dibawa terdiri dari $1.456.400 Sing
* Tanggal 5 November 2014, uang yang dibawa terdiri dari $712.000 Sing, 150.000 Ringgit, dan $28.599 US
* Tanggal 6 November 2014, uang yang dibawa terdiri dari $700.000 Sing
* Tangggal 7 November 2014, uang yang dibawa terdiri dari $550.000 Sing
* Tanggal 11 November 2014, uang yang dibawa terdiri dari $366.500 Sing, dan Rp95.000.000
* Tanggal 12 November 2014, uang yang dibawa terdiri dari $11.200 Sing, dan Rp95.000.000
* Tanggal 13 November 2014, uang yang dibawa terdiri dari $8.600 Sing, dan Rp95.000.000

Sementara pada tanggal 7 November 2014, Kang Tie Tie membawa uang dari Singapura ke Indonesia yang terdiri dari $419.000 Sing, dan $90.000 US.

Dikutip dari The Straits Times, Kang Tie Tie dilaporkan telah ditikam berulang kali pada Jumat (14/11/2014) lalu saat dirampok di jantung distrik bisnis Singapura. Saat itu Kang dilaporkan membawa uang  sekitar $800.000 dalam bentuk uang tunai dan cek.

Pelaku, Arun, diketahui juga warga negara Indonesia, merampas tas yang dibawa Kang sekitar pukul 13.00 waktu setempat di luar Stasiun MRT Raffles Place. Tas itu berisi $158.380 dalam mata uang Singapura dan tiga cek tunai untuk total $607.368.

Menurut dokumen pengadilan, Arun menggunakan pisau dengan panjang 12.5cm untuk menusuk pinggang dan pinggul sebelah kanan Kang.

Saksi mata di tempat kejadian, mengatakan, Kang telah menjadi pengunjung tetap The Arcade, kantor dan bangunan ritel dekat lokasi perampokan, selama beberapa tahun. Lantai dua bangunan itu didominasi oleh money changer. (*)

Editor: Roelan