Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hingga Oktober 2014, 4 Kapal Nelayan Asing Ditangkap PSDKP di Perairan Kepri
Oleh : Gabriel P. Sara
Selasa | 04-11-2014 | 12:10 WIB
akhmadon_psdkp.jpg Honda-Batam
Kepala Satker PSDKP Batam, Akhmadon.

BATAMTODAY.COM, Batam - Dalam sepuluh bulan terakhir di tahun 2014 ini, Satker PSDKP Batam di Jembatan II Barelang telah mengamankan empat kapal asing yang melakukan aksi pencurian di sekitar perairan Kepri.

Kepala Satker PSDKP Batam Akhmadon mengatakan, kekayaan wilayah perairan Kepri masih sangat rawan dengan aksi pencurian yang dilakukan oleh nelayan asing. Apalagi Kepri sendiri berdekatan dengan negara-negara tetangga.

"Sangat rawan perairan kita ini, banyak nelayan asing yang mengambil kekayaan laut yang ada di Kepri ini," kata  Akhmadon, Senin (3/11/2014) siang.

Dia juga mengatakan, dari empat kapal asing yang diamankan itu, tiga diantaranya terlibat aksi pencurian Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) dan satu adalah kapal ikan asing dari Thailand yang ditangkap perairan teritorial Natuna, Kamis (30/9/2014) lalu.

"Jumlah ini menunjukan bahwa aksi pencurian kekayaan laut di Kepri masih tergolong tinggi," ujarnya

Dia menambahkan, memang perbandingan dengan tahun 2013 lalu, jumlah tangkapan kapal di tahun 2014 ini agak sedikit menurun. Sepanjang tahun 2013 ada 24 kapal asing yang ditangkap karena mencuri ikan di periaran Indonesia.

"Tangkapan 2013 lalu, ada 24 kapal, delapan diantaranya tangkapan bersama dengan Bakorkamla. Dan semua kapal yang ditangkap termasuk ABK dan pemilik kapal asing itu sudah diproses sesuai pelanggaran masing-masing," tuturnya.

Meskipun baru empat kapal asing ditangkap selama tahun 2014 ini, tambah Akhmadon,  namun itu tak menuntut kemungkinan bahwa aksi pencurian kekayaan laut di wilayah Kepri masih marak. Sehingga baru empat yang ditangkap bisa jadi karena pengawasan untuk wilayah perairan masih belum ideal.

"Ini juga karena faktor keterbatasan anggaran, baik biaya operasional maupun armada pengawas yang ada," tutur

Sementara untuk biaya operasional, Akhmadon menyebutkan,  PSDKP Batam sendiri dari 360 hari setahun yang dianggarkan hanya 60 hari.

"Armada di sini ada 10, namun pasokan pendukungnya yang belum ideal," tutupnya

Editor: Dodo