Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Setahun Diresmikan, Gedung LAM Batam Tak Berfungsi
Oleh : Ali / Dodo
Senin | 13-06-2011 | 14:13 WIB
LAM.gif Honda-Batam

Tak berfungsi - Gedung Lembaga Adat Melayu Kota Batam. (Foto: Ali)

Batam, batamtoday - Meski sudah setahun lebih keberadaan Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam diresmikan oleh Wali Kota Batam, namun hingga kini secara fungsional gedung tersebut tak berjalan secara optimal.

Menanggapi kondisi tersebut Wali Kota Batam, Ahmad Dahlam mengatakan bersedia memberikan hibah gedung tersebut jika LAM Batam mampu mengelola sendiri tanpa ada bantuan Pemerintah Kota Batam lagi.

"Bisa saja Pemko Batam menyerahkan gedung LAM kepada pengurus LAM, tapi kita kembalikan lagi, apakah LAM Batam mampu mengelola gedung tersebut dengan infrastruktur empat lantai itu," kata Dahlan kepada batamtoday, Senin, 13 Juni 2011.

Dahlan mengatakan, untuk mengelola gedung LAM tidaklah mudah karena dalam satu bulan harus mengeluarkan dana sebesar Rp 30 juta untuk pembayaran aliran listrik, air maupun fasilitas pendukung lainnya.
 
Sehingga, tambah Dahlan, jika LAM Batam menginginkan gedung tersebut dikelola sendiri, maka terlebih dulu lembaga itu harus melakukan berbagai survei kinerja untuk mengelola gedung LAM. Dari hasil survei tersebut Pemko Batam akan melakukan kajian kembali, layak tidaknya gedung tersebut diserahkan ke LAM Kota Batam.

Secara spesifik, Dahlan menyarankan kepada pengurus LAM Batam untuk dapat mengelola gedung LAM tanpa bantuan Pemko Batam dengan cara bekerjasama atau membuat sanggar-sanggar seni budaya melayu untuk mengoptimalisasi keberadaan gedung itu sekaligus mendatangkan pemasukan untuk operasional LAM.

"Dari sanggar-sanggar seni melayu itu, selain sebagai sarana memperkenalkan budaya Melayu, juga dapat menciptakan lapangan kerja," tukas Dahlan.

Solusi kedua, kata Dahlan, gedung LAM tetap dipegang oleh pemerintah Kota Batam, dimana untuki dapat mengelolanya, pengurus LAM  bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Batam.

Bila hal ini sudah terbentuk, maka akan dikembangkan lagi kontak kerjasama dengan pihak perhotelan dan restoran. Sehingga wisatawan manca negara yang datang ke Batam bisa langsung d arahkan oleh pihak-pihak yang telah bekerjasama untuk dapat menikmati sekaligus memperkenalkan budaya Melayu hingga manca negara.

"Sehingga setiap wisatawan yang datang ke Batam bisa langsung diarahkan ke gedung LAM untuk memperkenalkan budaya-budaya Melayu," saran Dahlan.

Namun untuk dapat mewujudkan cita-cita ini tidaklah mudah. Dahlan kembali menyerahkan sepenuhnya kepada pengurus LAM Batam.

"Kalau LAM Batam mampu, Pemko Batam siap mendukung. Dan bila tercapai pelaksanaannnya maka LAM Batam akan menjadi contoh buat LAM yang ada di Provinsi Kepri maupun Provinsi Riau," pungkas Dahlan.