Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kepala Dinsos Bintan Masih Bungkam Soal Wacana Penutupan Lokalisasi
Oleh : Harjo
Jum'at | 10-10-2014 | 15:28 WIB
Kondisi Lokalisasi Bukit Senyum Bintan Utara sepi di saat siang hari.JPG Honda-Batam
Kondisi Lokalisasi Bukit Senyum di Bintan Utara sepi di saat siang hari. (Foto: Harjo/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bintan, Edi Yusri, pelit komentar ketika dikonfirmasi tentang wacana penutupan lokalisasi di Bintan. Padahal disebut, Dinsos Bintan sudah berkoordinasi dengan Kementerian Sosial terkait rencana penutupan lokalisasi tersebut.

Berkali-kali dikonfirmasi, Edi Yusri masih enggan memberi jawaban.

Diberitakan sebelumnya, rencana penutupan lokalisasi Bukit Senyum (BS) di Bintan Utara dan Lokalisasi Batu 24 Toapaya oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bintan, menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Penutupan lokalisasi tersebut dikhawatirkan akan memunculkan "lokasi-lokasi" terselubung.

"Sedangkan sudah ada tempat khusus bagi PSK di lokalisasi, masih ada juga yang berkeliaran. Lantas bagaimana kalau lokalisasi ditutup? Bukan tidak mungkin PSK semakin menyebar mengingat sebagian besar itu menjadi mata pencaharian. Jangan sampai ditutupnya lokalisasi justru memberikan dampak yang lebih negatif," ujar Sahrier Daeng, budayawan di Bintan, kepada BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Kamis (9/10/2014).

Sahrier menyampaikan, penutupan tersebut menyangkut masalah untuk mengubah perilaku manusianya. Karena menutup lokalisasi hampir tidak mungkin. Apalagi keberadaan lokalisasi BS di Desa Lancangkuning itu sudah menyatu dengan pemukiman penduduk.

Menurutnya, sebelum menutup lokalisasi itu pemerintah perlu menjelaskan program yang ditawarkan yang bisa mengubah perilaku. Seperti memberikan bekal keterampilan kepada PSK, sehingga profesi sebagai PSK bisa ditinggalkan dengan sendirinya. Walaupun dari banyaknya PSK diperkirakan hanya sekitar 60 persen yang memang benar-benar menjadikannya sebagai profesi, selebihnya karena faktor lainnya.

"Pola pikir dan keterampilan yang paling dibutuhkan oleh para PSK agar bisa meninggalkan profesinya. Karena tanpa ada keahlian, maka PSK hanya akan berpindah tempat dari lokalisasi ke tempat umum, dan itu jauh lebih  buruk., Buktinya keberadaan lokalisasi di dalam hutan saja masih dikerjar oleh pelanggannya," papar Sahrier.

Apalagi, imbuh Sahrier, keberadaan lokalsiasi BS sudah ada jauh sebelum tahun 1980. Lokalisasi itu pun sudah dua kali pindah, yaitu pada tahun 1970-an berada di Jalan Indunsuri pada saat ini, selanjutnya pindah ke pengkolan yang saat ini di sebut Kampungbaru, dan pada tahun 1980 karena pertambahan penduduk semakin pesat, lokalisasi pengkolan dipindahkan ke Bukit Senyum (BS) hingga saat ini.

Camat Bintan Utara, Hasfi Handra, rencana penutupan lokalisasi tersebut sudah masuk dalam agenda dari Pemkab Bintan dan sudah disampaikan kepada pihak desa. Namuan rencana tersebut tidak akan dilakukan secara serta merta karena akan terlebih dahulu dilakukan pengkajian.

"Kita sudah melakukan rapat dan membahas rencana penutupan lokalisasi bersama bupati di Bappeda beberapa waktu lalu. Dan untuk mempersiapkan secara keseluruhan Dinas Sosial masih melakukan koordinasi dengan Kementerian Sosial," katanya. (*)
 
Editor: Roelan