Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Malaysia Dikabarkan Bentuk Raksasa Perbankan Syariah Terbesar di Asia
Oleh : Redaksi
Jum'at | 10-10-2014 | 11:31 WIB
BN-EX634_malban_G_20141008224357.jpg Honda-Batam
Foto: Reuters

BATAMTODAY.COM, Kuala Lumpur - Tiga bank pemerintah Malaysia sepakat merger untuk menciptakan bank terbesar di negara jiran itu berdasarkan aset, kata sumber, Kamis (9/20/2014). Jika sukses, bank baru ini juga berpotensi menjadi lokomotif perbankan syariah di Asia.

Berdasarkan rencana tersebut, RHB Capital Bhd, bank beraset terbesar keempat di Malaysia, akan bergabung dengan bank terbesar kedua, CIMB Group Holdings Bhd, serta kreditur yang lebih kecil, Malaysia Building Society Bhd.

Transaksi akan dilakukan melalui penukaran saham. Ini akan menciptakan raksasa keuangan dengan aset sekitar $183,1 miliar, kata sumber.

Malaysia tengah berusaha mendorong konsolidasi di industri perbankannya yang penuh sesak, dengan 27 bank dalam dan luar negeri membuka ribuan kantor cabang. Sebuah bank yang berukuran besar juga dapat membantu Negeri Jiran merengkuh bisnis bank simpan-pinjam dan bank investasi di Asia Tenggara, terutama yang berkaitan dengan perbankan syariah.

Pusat finansial di luar dunia Islam, seperti Hong Kong, London, dan Amerika Serikat, mulai giat berkecimpung di keuangan syariah. Bank baru ini bisa memperkuat keunggulan Malaysia di industri keuangan syariah global, yang saat ini menangani aset senilai lebih dari $2 triliun.

Malaysia sudah menjadi pemimpin global dalam penerbitan sukuk, obligasi syariah yang tidak menawarkan bunga, melainkan dividen dari arus kas. Negara tetangga itu telah menerbitkan sukuk senilai $13,8 miliar tahun ini, menurut data Dealogic.

Arab Saudi menyusul di tempat kedua dengan $9 miliar. Sebuah bank syariah raksasa bisa membantu Malaysia menguasai peluang penjaminan emisi untuk sukuk, juga untuk penawaran saham perdana berprinsip syariah. Klien korporasi dengan prinsip syariah pun dapat tertarik dengan penawaran pinjamannya.

Lembaga dana pensiun pemerintah, Employees Provident Fund, memiliki saham dalam jumlah substansial di ketiga bank tersebut. Mereka menguasai 16,9 persen saham CIMB, 41,3 persen RHB, dan 64,7 persen Malaysia Building Society.

CIMB adalah bank terbesar kedua di Malaysia setelah Malayan Banking Bhd yang beraset $150 miliar lebih dan juga dikendalikan lembaga pengelola dana pemerintah. Perusahaan investasi pemerintah Malaysia, Khazanah Nasional Bhd, adalah pemegang saham tunggal terbesar di CIMB dengan 28,3 persen kepemilikan.

Bank baru ini akan menjadi bank terbesar keempat di Asia Tenggara di bawah tiga bank Singapura—DBS Group Holdings Ltd, Oversea-Chinese Banking Corp Ltd, dan United Overseas Bank Ltd. (*)

Sumber: WSJ