Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

KPPAD Kepri Selesaikan Polemik Dua Orang Tua Siswa Sekolah Pelnusa Tanjungpinang
Oleh : Habibi
Rabu | 24-09-2014 | 16:00 WIB
damai_kppad.jpg Honda-Batam
Novke (wali murid Is) menandatangani surat perjanjian damai.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Polemik antara orangtua SI dan Ad, dua siswa Sekolah Pelita Nusantara yang terlibat perkelahian akhirnya diselesaikan secara damai. Proses perdamaian tersebut setelah dilakukan mediasi bersama orangtua SI dan Ad serta Kepala Sekolah Dasar Pelnusa bersama Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (24/9/2014).

Kedua belah pihak bersedia berdamai dan menandatangani surat tersebut. Kendati demikian, kepada BATAMTODAY.COM Kepala SD Pelnusa Riawita Tabligh mengaku ingin keluarga SI meminta maaf kepada pihak sekolah dikarenakan telah mengatakan kepada media bahwa pihak sekolah lepas tangan.

Hal tersebut langsung disikapi oleh orangtua SI yang saat itu dihadiri oleh ibunya, Novke dan dia langsung meminta maaf kepada pihak sekolah dalam forum tersebut.

"Saya juga kecewa sih, kenapa bapaknya SI yang membuat pernyataan di media tidak pernah hadir, harusnya dia yang mengklarifikasi," tambah Riawita.

Sementara itu, Novke mengaku bahwa suaminya kemungkinan terjadi miskomunikasi sehingga membuat pernyataan yang kurang mengenakkan bagi sekolah.

"Untuk itu saya minta maaflah kepada pihak sekolah," ujar Novke.

Dari keluarga Al sendiri yang juga diwakili oleh ibunya, Henny mengaku permasalahan sudah selesai.

"Saya tidak masalah, mau damai ayo, ikut saja," ujar Henny.

Dalam mediasi tersebut semua pihak menandatangani surat perjanjian. Ketua KPPAD, Sudirman Latief mengatakan point penting dari surat perjanjian itu adalah ketiga belah pihak harus melupakan kejadian yang sempat terjadi dan mengembalikan ke situasi semula.

"Dimana mereka berhubungan baik dan melupakan masalah ini. Selain itu kedua belah pihak tidak membuat psikologis anak tertekan lagi, karena dengan seperti ini anak akan menjadi korban kedua orangtua jadinya," ujar Sudirman.

Sudirman juga mengharapkan kejadian ini menjadi pelajaran bagi masing-masing pihak.

"Kalau ada masalah sedapatnya selesaikan dengan kekeluargaan, kecuali anak yang dipukul orang tua, bolehlah ke kami," ujar Sudirman.

Editor: Dodo