Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pasca-konflik TNI dan Brimob, Tim Investigasi Kumpulkan Bukti dan Keterangan di TKP
Oleh : Gokli Nainggolan
Rabu | 24-09-2014 | 15:26 WIB
tim investigasi.jpg Honda-Batam
Tim investigasi gabungan Mabes TNI AD dan Polri saat mendatangi toko aksesoris tentara milik Risma, yang dirusak belasan orang tak dikenal. (Foto: Gokli Nainggolan/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Tim investigasi turun ke tempat kejadian untuk mencari fakta, Rabu (24/9/2014) siang, pasca-bentrokan antara TNI dengan Brimob Polda Kepri, di lokasi Tembesi, Sagulung. Dalam bentrok itu, empat anggota Bataliyon Infantri 134/Tuah Sakti, masing-masing Praka Eka Basri, Pratu Ari Kusdinato, Pratu Eko Saputra, dan Prada Ari Sulistio, tertembak di bagian paha.

Tim gabungan dari Mabel TNI AD dan Polri itu mendatangi gudang yang diduga tempat penimbunan solar bersubsidi milik Noldy di depan Perumahan Cipta Asri yang menjadi pemicu terjadinya bentrok dua kesatuan itu. Setelah melakukan pendataan dan dokumentasi, tim juga bergerak ke lokasi lain yang masih terkait dengan insiden itu.

Sekitar pukul 12.30 WIB, tim mendatangi satu toko di Plaza Buana Center. Toko yang menjual aksesoris perlengkapan Brimob, TNI, Satpol PP dan Sekuriti itu diketahui dirusak belasan pria berpakaian sipil pada saat kejadian.

Tak hanya dirusak, beberapa barang juga hilang, seperti sepatu PDL, pisau, kaos, tas dan beberapa aksesoris lainnya. Pemilik toko, Risma Ningsih, yang merupakan istri seorang anggota Korp Pelopor Brimob Polda Kepri berpangkat Birgadir itu mengaku mengalami merugi hingga Rp90 juta.

Tim investigasi yang mencari fakta di lokasi berpakaian sipil didampingi seorang anggota berseragam PM dari TNI AD. Mereka yang berjumlah sekitar enam orang itu enggan memberikan keterangan kepada pewarta.

Sementara menurut penuturan Risma, pada malam sebelum kejadian, toko miliknya sudah ditutup dan semua barang-barang di dalam ditinggal dengan rapi. Namun, saat terjadi insiden sekitar pukul 04.00 WIB, ia mendapat pesan singkat dari suaminya yang saat itu sedang piket di Mako Brimob Polda Kepri.

"Suami saya SMS, toko dirusak belasan orang berpakaian preman," ujar dia, kepada pewarta dan tim investigasi.

Risma mengaku tak mengenal belasan orang yang merusak dan mengambil beberapa barang di dalam tokonya itu. Hanya saja, pada saat kejadian puluhan warga yang menyaksikan malah diusir oleh belasan pria tersebut. Bahkan sampai saat ini tak ada yang bersedia menjadi saksi.

"Warga di sini banyak yang lihat toko ini dirusak. Tapi mereka semua diusir dan sampai saat ini tak ada yang bersedia menjadi saksi atas pengerusakan itu," jelasnya.

Wanita beranak dua itu menambahkan, barang aksesoris yang dijual di toko miliknya itu dipesan secara online. Harganya juga lumayan mahal, seperti pisau dan sepatu. Dan, itu pula barang yang banyak hilang setelah dilakukan pendataan pasca pengrusakan.

Disinggung mengenai tuntutan ganti rugi, kata Risma, sampai saat ini dia belum tahu akan menuntut kepada siapa. Hanya saja, lanjutnya kejadian itu sudah dilaporkan ke Mapolresta Barelang.

"Nggak tahu mau nuntut kepada siapa, sampai sekarang juga saya masih bingung. Tapi saya sudah lapor pengerusakan dan perampasan ini," ujar wanita berkulit putih, yang saat itu sedang menggendong seorang bayi.

Setelah mendapat keterangan dari Risma, tim kembali mendatangi lokasi lain, yakni tempat pencucian sepeda motor dan mobil. Di lokasi ini tim terlihat mengambil beberapa dokumentasi dan melakukakan pengamatan secara teliti.

Selang 20 menit kemudian, tim bergerak ke lokasi Mako Brimob Polda Kepri yang diperkirakan hanya berjarak puluhan meter dari dua lokasi yang sudah didatangi sebelumnya. (*)

Editor: Roelan