Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus Pembunuhan Sumirah dan Anaknya Masih Misteri
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 08-09-2014 | 10:07 WIB
pembunuhan sumirah dan anaknya.jpg Honda-Batam
Petugas kepolisian saat melakukan olah TKP. (Foto: dok/BATAMTDAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kasus pembunuhan dan pembakaran Sumirah (80) dan anaknya, Raizal (sebelumya ditulis Rizal, 40), pada Jumat (5/9/2014) dinihari kemarin, masih misteri. Polisi masih belum menemukan titik terang motif dan terduga pelaku pembunuhan juragan kios dan rumah indekos di Jalan Ganet, Kelurahan Pinang Kencana, itu.

Selain tidak menemukan Pisau yang diduga digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa kedua korban, polisi masih belum mengetahui apakah harta benda milik korban, seperti uang dan barang berharga lainya, turut serta diambil dan dirampok oleh pelaku.

Polisi baru berhasil mengamankan satu unit ponsel bersama kartu milik Raizal, dan satu buah ponsel merek Nokia slider milik saudara perempuan angkat korban.

Selain itu, polisi jug mengamankan satu lembar kartu keluarga milik saudara kandung korban yang berada di Malaysia atas nama Masron dan Jalil, buku tabungan milik saudara angkat perempuan korban, foto pernikahan saudara angkat perempuan korban dengan keluarga, serta satu buah batu bata merah yang diduga digunakan pelaku memecahkan kaca rumah korban.

"Sedangkan senjata tajam yang digunakan pelaku menusuk korban belum ditemukan. Demikian juga
harta benda milik korban belum diketahui apakah diambil pelaku atau tidak," ujar kasat Reskrim Polres Tanjungpinang, AKP Reza Morandi, menjawab konfirmasi pesan singkat BATAMTODAY.COM, pada Sabtu (6/9/2014) kemarin.

Namun, berdasarkan dari informasi yang berhasil dihimpun, terdapat beragam cerita dari sejumlah warga tentang Raizal sebelum ditemukan tewas dibunuh dan dibakar sekitar pukul 02.00 WIB.

1. Cekcok dengan Pemborong
Saiful (36), penyewa rumah indekos milik korban Raizal, mengaku melihat Raizak cekcok dengan pemborong rumahnya sebelum kejadian. Diduga cekcok itu dipicu persoalan upah tukang dan pemborong yang belum dibayarkan Raizal.

Sementara, saat kejadian Saiful juga mengaku mendengar terikan minta tolong almarhumah Sumirah bersama bunyi "gebukan" serta sesosok laki-laki berperawakan besar di pekarangan rumah korban. "Saya sempat dengar dan melihat ada bayangan seorang laki-laki besar di rumah itu. Tapi saya takut ke sana sehingga saya ke depan memanggil orang-orang, baru sama-sama ke sana (rumah korban, red)," ujarnya, yang mengatakan jarak rumah indekos dengan rumah pemilik hanya sekitar 100 meter.

Saiful juga mengaku, Raizal merupakan orang yang tegas dan suka menaikkan sewa kios dan rumah miliknya yang disewakan. Selain itu, jika dirinya terlambat membayar sewa rumah, Raizal sering memberlakukan denda Rp50 ribu.

2. Penyewa Kios Bayar Rp12 Juta
Salah seorang penyewa kios milik Raizal, sebut saja Butet, mengaku baru membayarkan perpanjangan sewa kiosnya sebesar Rp12 juta per tahun, satu hari sebelum almarhum dibunuh dan dibakar bersama ibunya di dalam rumahnya.

"Saya baru bayar sewa kios ke dia (Raizal, red) Rp12 juta. Padahal masa habis sewa sebelumnya masih satu bulan lagi. Tapi karena dia tagih dan datang terus, terpaksa saya bayarkan," ujar Butet.

Sejumlah penyewa kios lainnya juga mengaku Raizal kerap menaikan sewa kios setiap bulan. Hal itu dikatakan penyewa lain, yang mengaku saat pertama menyewa kios sekitar dua tahun lalu hanya dengan harga Rp7 juta per tahun, tetapi memasuki tahun 2014 meningkat menjadi Rp12 juta. 

3. Pengembang Asal Batam Ingin Beli Lahan Korban
Cerita lain menurut versi warga setempat, sebelum Raizal membangun 20 unit kios dan rumah indekos di atas lahan milik orang tuanya, sekitar tiga tahun lalu seorang pengembang perumahan sempat ingin membeli lahan miliknya seluas 1,7 hektar dengan harga per meter yang sudah disepakati.

Bahkan sebagai tanda jadi, pihak pengembang telah memberikan uang sampai ratusan juta rupiah. Namun terakhir, penjualan lahan 1,7 hektar milik Sumirah akhirnya dibatalkan almarhum Raizal, sementara uang ratusan juta yang diberikan pengembang, menurut warga, tidak dikembalikan.

"Informasinya ratusan juta rupiah uang yang diambil dari pengembang itu digunakan untuk membangun deretan kios ini dan rumah petak di belakang kios," ujar warga Ganet yang namanya enggan dituliskan. Hanya saja, warga ini tidak mengetahui pasti mengenai kebenarannya.

4. Ditemukan Pesan Singkat Wanita di Ponsel Raizal
Dari hasil penyelidikan awal, polisi menemukan sejumlah pesan singkat dari seorang wanita di ponsel Nokia milik Raizal, yang diduga pacar korban.

"Dalam ponsel korban ada ditemukan banyak SMS dari seorang wanita. Seperti pacaran," ujar salah seorang penyidik pada wartawan.

Mengenai apa status dan hubungan wanita tersebut dengan Raizal, polisi masih enggan membeberakan dengan alasan masih ditelusuri dan dilakukan penyelidikan.

Sebagaimana hasil autopsi dokter forensik Bidang Kesehatan Polda Kepri, dr Reinhard Hutahayan SH SpF, yang bekerja sama dengaan RSUD Embung Fatimah, Batam, di RSU Provinsi Kepri, diungkapkan, korban Raizal eninggal akibat trauma tajam pada daerah leher sehingga memotong saluran pernafasannya sebelum akhirnya dibakar. Selain dileher, juga ditemukan sejumlah luka tusuk di bagian tubuh korban yang belum terbakar.

Sedangkan ibunya, Sumirah, juga meninggal dengan trauma tajam pada daerah dada bagian payudarah kanan, hingga mengakibatkan pendarahan di rongga dada kanan akibat luka tusuk yang tembus hingga ke bagian punggung belakang, ditambah dengan sejumlah luka tusuk di tubuhnya yang lain.

"Dua luka pada kedua korban ini yang memotong saluran pernafasan dan menjadi penyebab kedua korban meninggal dunia sebelum akhirnya dibakar," ujar Reinhard. (*)

Editor: Roelan