Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terapkan Enam Langkah, Krisis Air di Dunia Rampung Pada 2050
Oleh : Redaksi
Selasa | 02-09-2014 | 09:47 WIB

BATAMTODAY.COM - DUNIA saat ini dilanda krisis air bersih. Kelangkaan air bukan hanya masalah untuk negara berkembang. Di California, seorang legislator bahkan ini mengusulkan anggaran sampai 7,5 miliar dolar AS untuk mengatasi kelangkaan air bersih bagi konstituennya. Bahkan pejabat Federal AS memperingatkan warga Arizona dan Nevada bahwa pemerintah bakal memangkas distribusi air dari sungai Colorado pada 2016.

Menurut peneliti dari Universitas McGill dan Utrecht, teknik irigasi, kebiasaan industri dan perkembangan pemukiman penduduk, ditambah lagi dengan perubahan iklim, menjadi akar masalah kelangkaan air. Meski demikian, para peneliti yakin masalah itu dapat diatasi dengan mengubah perilaku dan kebijakan yang menjadi akar masalah. Namun, proses itu butuh sampai 35 tahun atau selesai pada 2050!

Dalam sebuah makalah baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience, para peneliti menggariskan strategi dalam enam bidang utama yang mereka percaya dapat diterapkan dengan cara yang berbeda di berbagai belahan dunia agar dapat secara efektif mengurangi kelangkaan air.

Kelangkaan air ini terjadi di daerah di mana lebih dari 40 persen sumber baku air di sungai tidak tersedia karena sudah habis digunakan semuanya. Situasi yang saat ini mempengaruhi sekitar sepertiga dari populasi global, dan dapat mempengaruhi setengah populasi dunia pada akhir abad jika pola penggunaan air seperti itu terus dilakukan.

Para peneliti menyebutkan enam strategi kunci untuk mengurangi kelangkaan air ke dalam langkah-langkah "keras" seperti membangun lebih banyak waduk dan meningkatkan upaya desalinasi air laut. Kemudian ada dan langkah-langkah "lunak" yang berfokus pada pengurangan kebutuhan air daripada meningkatkan pasokan air serta mengurangi populasi penduduk. Para peneliti percaya meski ada kedala akibat faktor ekonomi, budaya dan sosial, langkah "lunak" menawarkan jalan yang lebih realistis di masa depan untuk mengurangi kelangkaan air.

"Tidak ada satu metode yang bisa menangani masalah di seluruh dunia," kata Prof Tom Gleeson, dari Departemen Teknik Sipil McGill dan salah satu penulis makalah. "Tapi, dengan melihat masalah dalam skala global, kami telah menghitung bahwa jika keempat strategi ini diterapkan pada saat yang sama, kita benar-benar bisa menstabilkan jumlah orang di dunia yang mengalami kelangkaan air daripada terus membiarkan jumlahnya meningkat."

"Penurunan populasi yang mengalami kelangkaan air mungkin baru bisa selesai pada 2050," tambah rekan penulis, Dr Yoshihide Wada, dari Departemen Geografi Fisik di Universitas Utrecht, "Tetapi itu butuh komitmen yang kuat."

Inilah strategi para peneliri untuk mengurangi kelangkaan air:

"Tindakan Lunak"

1. Produktivitas air untuk pertanian dapat ditingkatkan karena kebutuhan air pada pertanian pada umumnya melalui irigasi.

2. Efisiensi irigasi.

3. Perbaikan dalam penggunaan air domestik dan industri dapat dicapai dalam wilayah langka air melalui pengurangan penggunaan air rumah tangga atau industri yang signifikan. Misalnya, dengan mengurangi kebocoran dalam infrastruktur air dan meningkatkan fasilitas air daur ulang.

4. Membatasi laju pertumbuhan penduduk bisa membantu di semua area yang mengalami kelangkaan air.

"Tindakan Keras"

5. Meningkatkan debit air  di waduk bisa.

6 Desalinasi air laut.

Editor: Roelan