Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lindungi Perempuan Pekerja Migran, Kemlu dan UN Women Luncurkan Chatbot AI 'SARI'
Oleh : Redaksi
Selasa | 22-04-2025 | 10:04 WIB
22-04_pekerja-migran_93483488.jpg Honda-Batam
Kemlu bersama UN Women secara resmi memperkenalkan SARI (Sahabat Artifisial Migran Indonesia), fitur chatbot berbasis AI ramah perempuan yang telah terintegrasi dalam aplikasi Safe Travel, Senin (21/4/2025). (Kemlu)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bekerja sama dengan UN Women menggelar dialog publik bertema 'Teknologi Digital dan Wajah Pelindungan Perempuan Pekerja Migran Indonesia', pada Senin (21/4/2025).

Acara ini bertujuan mengupas potensi teknologi digital, khususnya kecerdasan buatan (AI), dalam memperkuat perlindungan terhadap perempuan pekerja migran Indonesia (PMI).

Dalam kegiatan tersebut, Kementerian Luar Negeri bersama UN Women secara resmi memperkenalkan SARI (Sahabat Artifisial Migran Indonesia), fitur chatbot berbasis AI ramah perempuan yang telah terintegrasi dalam aplikasi Safe Travel. Aplikasi ini dirancang untuk memberikan informasi dan layanan praktis kepada WNI di luar negeri, terutama perempuan PMI yang rentan terhadap kekerasan dan eksploitasi.

Plt Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kemlu, Andy Rachmianto, menyampaikan pengembangan teknologi seperti SARI merupakan bagian dari transformasi digital pemerintah untuk menjangkau warga negara secara lebih cepat dan empatik. "Dengan SARI, negara hadir dalam genggaman, memberikan respons awal terhadap kasus kekerasan yang dialami PMI, terutama perempuan," ujarnya, demikian dikutip laman Kemlu.

Chatbot SARI dibangun menggunakan pendekatan desain berpusat pada manusia (human-centered design) melalui konsultasi langsung dengan komunitas perempuan migran, penyedia layanan kekerasan, organisasi masyarakat sipil, dan kelompok muda. SARI dirancang tanpa bias gender dan mampu memberikan respon empatik yang menghindari stigma dan prasangka.

Kepala Program UN Women Indonesia, Dwi Yuliawati, menegaskan pemanfaatan AI yang bertanggung jawab dan etis dapat memberikan solusi inovatif bagi permasalahan kekerasan terhadap perempuan. "Kami menyambut baik kolaborasi ini karena dapat mentransformasi kehidupan perempuan, khususnya pekerja migran, menjadi lebih aman dan tangguh," ungkapnya.

Data dari Komnas Perempuan dalam Catatan Tahunan (CATAHU) 2023 mencatat terdapat 321 kasus kekerasan terhadap perempuan pekerja migran yang dilaporkan. Namun demikian, jumlah ini diperkirakan jauh lebih kecil dari kasus yang sebenarnya terjadi karena banyak korban enggan melapor akibat stigma sosial dan keterbatasan akses layanan.

Peluncuran chatbot SARI didukung oleh Migration Multi-Partner Trust Fund (MMPTF) sebagai bagian dari inisiatif global untuk mendukung migrasi yang aman dan inklusif.

Acara dialog publik turut menghadirkan Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Christina Aryani; Direktur Pelindungan WNI, Judha Nugraha; praktisi teknologi informasi, Nenden Sekar Arum; serta Koordinator Advokasi Serikat Buruh Migran Indonesia, Yunita Rohani. Dialog ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari pemerintah, akademisi, dan masyarakat sipil dalam rangka mendorong sinergi pelindungan dan pemberdayaan PMI perempuan melalui inovasi teknologi.

Editor: Gokli