Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Peretas di Tiongkok Curi Hasil Penyelidikan MH370
Oleh : Redaksi
Kamis | 21-08-2014 | 11:29 WIB
ilustrasi_hacker.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM, Kuala Lumpur - Para peretas (hacker) tak hanya mengincar kata sandi (password) dari pengguna internet. Para hacker juga dilaporkan tengah mengobok-obok hasil penyelidikan kasus Malaysia Airlines MH370 yang hilang pada 8 Maret 2014 lalu. Dilaporkan, pencurian itu dilakukan hacker dari Tiongkok.

Dikutip dari warta The Star, komputer dari pejabat tinggi di instansi yang terlibat dalam penyelidikan MH370 direta dan sejumlah informasi rahasia telah dicuri. Informasi yang dicuri itu diduga dikirim ke komputer di Tiongkok sebelum CyberSecurity Malaysia -badan di Kementerian Sains, Teknologi dan Inovasi- memblokir transmisi dan mematikan komputer yang yang terinfeksi.

Badan khusus keamanan cyber nasional itu mengungkapkan, malware canggih yang dikirim itu menyamar sebagai artikel berita yang melaporkan bahwa Boeing 777 yang hilang itu telah ditemukan. Artikel itu dikirim melalui e-mail kepada pejabat pada 9 Maret, sehari setelah pesawat Malaysia Airlines menghilang selama penerbangannya dari Kuala Lumpur ke Beijing.

Lampiran pada e-mail adalah file eksekusi yang dibuat agar terlihat seperti dokumen PDF, yang menyebarkan malware saat diklik.

Seorang sumber mengatakan kepada The Star bahwa para pejabat di Departemen Penerbangan Sipil, Dewan Keamanan Nasional dan Malaysia Airlines, juga menjadi target para hacker.

"Kami menerima laporan dari administrator yang mengatakan kepada kami bahwa jaringan mereka sesak dengan e-mail yang keluar dari server mereka," kata Dr Amirudin Abdul Wahab, Kepala Eksekutif CyberSecurity Malaysia

"E-mail mereka berisi data rahasia dari komputer pejabat, termasuk risalah rapat dan dokumen rahasia. Beberapa di antara dokumen yang dicuri itu terkait dengan penyelidikan MH370," imbuhnya.

Sekitar 30 PC terinfeksi oleh malware, katanya. Diketahui, malware tersebut mengirimkan informasi ke alamat IP di Tiongkok dan meminta penyedia layanan internet di wilayah itu untuk mencegahnya.

Sebuah IP (Internet Protocol) address adalah label numerik unik yang diberikan untuk setiap perangkat pada jaringan komputer.

"Yang satu ini termasuk malware canggih yang tak terdeteksi oleh program antivirus. Itu adalah serangan yang sangat canggih," kata Amirudin.

Badan dan polisi bekerja sama dengan Interpol untuk menangani insiden tersebut. Namun, CyberSecurity Malaysia menduga, motivasi peretasan itu adalah mengincar hasil penyelidikan MH370.

"Pada saat itu, ada beberapa orang yang menuduh pemerintah tidak merilis informasi penting. Padahal semua hasil penyelidikan tersebut telah diungkapkan," katanya. (*)

Editor: Roelan