Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Antisipasi Ebola, WHO Dukung Penggunaan Obat Eksperimental
Oleh : Redaksi
Rabu | 13-08-2014 | 10:28 WIB
vaksin_ebola.jpg Honda-Batam
(Foto: net)

BATAMTODAY.COM - Panel pakar kesehatan WHO menyatakan, pemberian obat eksperimental kepada pasien yang terinfeksi virus Ebola adalah hal yang etis. Jumlah korban tewas karena virus tersebut telah lebih dari 1.000 orang.

Saat ini belum ada obat atau vaksin bagi Ebola, dan WHO telah menyatakan wabah ini sebagai kondisi darurat kesehatan publik global.

Tapi penggunaan obat eksperimental ZMapp pada dua warga AS dan seorang pendeta Spanyol yang terinfeski virus tersebut saat bekerja di Afrika telah memulai perdebatan masalah etis. Obat yang tersedia dalam jumlah sedikit ini dilaporkan menunjukkan hasil menjanjikan pada dua warga AS. Sementara, pada Selasa (12/8/2014) kemarin, rumah sakit Spanyol yang merawat pendeta mengatakan pasiennya telah meninggal.

Perusahaan AS, Mapp Biopharmaceutical, yang memproduksi obat tersebut mengatakan telah mengirimkan semua suplai yang tersedia ke barat Afrika.

Pakar kesehatan dari seluruh dunia turut menghadiri acara diskusi yang digelar WHO pada Senin (11/8/2014) kemarin untuk merancang haluan penggunaan obat yang belum diotorisasi pada kasus darurat seperti Ebola. Selain kriteria etis, panel juga menekankan pentingnya "obligasi moral untuk mengumpulkan dan membagi semua data."

Menurut data terbaru dari WHO, penyakit Ebola menginfeksi 1.848 orang dan menyebabkan 1.013 kematian sejak awal tahun ini. Badan kesehatan dunia ini juga mengatakan, wabah kali ini adalah yang terburuk sejak Ebola pertama kali ditemukan empat abad lalu.

Wabah mematikan ini baru ditemukan di Guinea, Liberia, Sierra Leone dan Nigeria. Semua negara di barat Afrika yang sistem kesehatannya sangat buruk. (*)

Sumber: Deutsche Welle