Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Resah, Kapal Pengangkut Slug Oil Sudah Lama Bersandar di Punggur
Oleh : Hadli
Senin | 21-07-2014 | 16:30 WIB
Honda-Batam
Kapal Putra Punggur yang diduga mengangkut limbah slug oil bersandar di pelabuhan Punggur. (Foto: Hadli/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Warga Punggur Dalam, Kecamatan Nongsa, mencemaskan kapal berbendera Indonesia yang disandarkan di pelabuhan sekitar. Diduga, kapal itu mengangkut limbah berupa slug oil dari Singapura.

Informasi yang diperoleh BATAMTODAY.COM, kapal tersebut sudah sepekan lebih disandarkan di pelabuhan rakyat, dekat pos pengamanan pihak aparat. Kapal bernama Putra Punggur itu ditangkap karena kedapatan membawa sekitar 30 ton limbah berbahaya dari kapal tanker di out port limit (OPL) atau perbatasan dengan Singapura. Rencananya, minyak hitam itu hendak dibuang di laut Kepri.

"Sudah satu minggu ini kapal limbah ini disandarkan di sini. Kami sangat takut jika limbah oli itu tumpah dan merusak lingkungan laut di sini," ujar seorang warga Pungur yang minta namanya dirahasiakan, Senin (21/7/2014).

Sementara itu Yahya, pemilik kapal Putra Punggur, yang dikonfirmasi, membenarkan jika kapal milknya mengangkut limbah jenis slug oil. Namun dia mengatakan, kapalnya hanya diminta oleh Danlanal Batam untuk mengakut limbah itu dari Singapura.

"Jangan tanya saya, sama Danlanal saja. Saya hanya diminta Danlanal mengakut minyak itu. Kita tolong orang, kok," kata dia saat dikonfirmasi.

Informasi yang diperoleh dari petugas marinir, berbeda dengan yang disampaikan pemilik kapal. Kapal tersebut dikatakan sempat akan dirampok sehingga diamankan dan diperiksa.

"Bukan limbah, itu kapal yang diduga mau dirompak. ,Sekarang lagi ditahan dan diperiksa sama Lanal," kata petugas marinir tersebut.

Jika benar kapal tersebut akan dirampok, kenapa ditahan sekian lama? "Ya, mungkin ada konspirasi antara awak kapal dengan perompak. Sekarang kan modus rompaknya tidak murni rompak," kilah dia.

Pantauan di lokasi, ada sebanyak empat drum besar warna putih yang dilingkari teralis. Sejumlah ABK saat itu sedang memindahkan limbah slug oil ke drum berwarna biru. Namun ketika aktivitasnya diketahui wartawan, ABK kapal itu langsung berhenti.

Sementara itu, Kepala Bapedalda Kota Batam, Dendi Purnomo, yang dikonfirmasi media ini tidak bersedia mengangkat telepon. Bahkan pesan singkat yang dilayangkan juga belum bersedia ditanggapi. (*)

Editor: Roelan