Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Ancaman di Balik Persalinan Melalui Operasi Cesar
Oleh : Redaksi
Jum'at | 18-07-2014 | 11:48 WIB

BATAMTODAY.COM - ANAK yang dilahirkan melalui operasi cesar (C-section) mungkin berakhir dengan sistem kekebalan yang terhambat, menurut peneliti dari University of Copenhagen. Penelitian dengan menggunakan tikus itu diterbitkan dalam Journal of Immunology, 10 Juli 2014.

"Studi ini menunjukkan bahwa (tikus) yang dilahirkan melalui operasi caesar telah mengembangkan angka yang lebih rendah dari sel-sel yang memperkuat sistem kekebalan tubuh," kata peneliti, Camilla Hartmann Friis Hansen, seperti dilansir Natural News.

Operasi cesar adalah pembedahan untuk mengangkat anak dari perut seorang ibu, daripada membiarkan anak muncul secara alami melalui "jalan lahir". Meskipun operasi cesar secaramedis direkomendasikan hanya dalam kasus kelahiran melalui vagina akan mengancam nyawa ibu atau bayi, tingkat operasi cesar di AS mencapai rekor tertinggi.

Tren ini telah banyak dikaitkan dengan fakta bahwa operasi cesar meningkatkan keuntungan dan kenyamanan bagi dokter. Kendati demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa operasi cesar justru berdampak pada pembengkakan biaya kesehatan.

"Bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar berpeluang besar untuk dimasukkan ke NICU (neonatal unit perawatan intensif setelah dilahirkan) dan menderita masalah pernapasan," kata Maureen Corry, Direktur Eksekutif Chilbirth Connection.

"Sang ibu juga cenderung terkena infeksi major, mereka berisiko tinggi terkena embolisms, perdarahan, dan konsekuensi jangka panjang. Beberapa di antaranya malah bisa mengancam nyawa."

Studi juga menunjukkan bahwa anak-anak yang dilahirkan melalui operasi cesar memiliki komposisi yang berbeda dari mikroorganisme (flora) dalam usus mereka dibandingkan anak-anak yang dilahirkan dengan normal.

Mengingat peran flora dalam usus yang banyak mengatur sistem tubuh, perbedaan ini dapat menjelaskan beberapa efek kesehatan jangka panjang yang diamati pada anak-anak yang dilahirkan melalui operasi cesar, termasuk punya peluang yang lebih besar menderita alergi dan asma dan 20 persen lebih berisiko terkena diabetes.

Dalam studi baru, peneliti membandingkan perkembangan kekebalan tubuh anak tikus yang dilahirkan melalui operasi cesar dengan anak tikus yang dilahirkan secara normal. Mereka menemukan bahwa tikus yang terlahir melalui operasi cesar secara signifikan memiliki jenis sel kekebalan tubuh yang lebih rendah. Padahal sel ini memainkan peran kunci dalam mencegah sistem kekebalan tubuh menyerang bakteri berbahaya atau sel-sel tubuh sendiri.

Temuan ini sangat penting karena gangguan autoimun seperti alergi, diabetes tipe 1 dan penyakit Crohn, dicirikan oleh reaksi kekebalan tubuh yang tidak tepat yang melawan zat berbahaya atau organ tubuh. Para peneliti sekarang berharap untuk mempelajari apakah tikus yang dilahirkan melalui operasi cesar cenderung menderita penyakit autoimun.

"Percobaan pada tikus dapat memberikan kita gambaran tentang apa yang akan menarik untuk dikaji secara rinci dalam uji klinis, sehingga dalam jangka panjang kita mungkin dapat mengembangkan metode untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh pada bayi baru lahir yang cenderung menderita penyakit autoimun," kata Profesor Axel Kornerup Hansen.

Studi ini juga muncul untuk mendukung hipotesis yang higienis, yang menyatakan bahwa paparan zat dan mikroorganisme berbahaya dari lingkungan (seperti flora alami dari saluran lahir ibu) memainkan peran penting dalam mengembangkan sistem kekebalan tubuh pada bayi yang baru lahir dan anak-anak. Menurut hipotesis ini, lingkungan yang terlalu steril justru dapat membahayakan sistem kekebalan tubuh.

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Rumah Sakit Henry Ford dan dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Academy of Allergy, Asma dan Imunologi pada 2013 lalu, juga menunjukkan bahwa operasi cesar dapat mengganggu perkembangan kekebalan tubuh anak.

Dalam penelitian tersebut, peneliti menemukan bahwa, pada usia dua tahun, anak-anak yang dilahirkan melalui operasi cesar section lebih mungkin untuk menunjukkan respon imun yang meningkat bila terkena alergen umum. "Sensitisasi" ini justru dianggap sebagai langkah pertama dalam mengembangkan alergi.

"Hal ini semakin memajukan hipotesis yang higienis bahwa paparan mikroorganisme pada anak sejak dini mempengaruhi pengembangan sistem kekebalan tubuh dan timbulnya alergi," kata penulis utama, Christine Cole Johnson.

"Kami percaya bahwa bayi yang terpapar bakteri di 'jalan lahir' adalah influencer besar pada sistem kekebalan tubuh mereka."

Editor: Roelan