Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

TKI Bermasalah Dituding Jadi Penyebab Imej Indonesia Jelek
Oleh : Charles / Dodo
Selasa | 31-05-2011 | 15:37 WIB
Rakor_Sabhara.JPG Honda-Batam

Rakor - Rapat Koordinasi dan Asistensi Wadir Sabara Mabes Polri Kombes Pol.Dede Suryadi dengan sejumlah narasumber lainya, di depan LSM dan OKP serta anggota Polres Tanjungpinang dalam penanganan TKI bermasalah di Tanjungpinang. (Foto : Charles)

Tanjungpinang, batamtoday - Sejumlah masyarakat yang menjadi Tenaga Kerja Indonesia bermasalah di luar negeri ditengarai menjadi penyebab jeleknya nama dan turunnya imej Indonesia di mata internasional.

"Keberadaan TKI kita yang bermasalah di luar negeri ini menjadi penyebab imej negara kita turun," kata Kombes (Pol.) Dede Suryadi, Wakil Direktur Sabara Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Mabes Polri dalam Rapat Koordinasi Asistensi Pencegahaan TKI Bermasalah (TKI-B) di wilayah Provinsi Kepulauan Riau, yang dilangsungkan di ruang Antan Seludang Polresta Tanjungpinang, Selasa,31 Mei 2011.

Dede juga menyatakan keheranannya terhadap pernyataan sejumlah pihak yang menyebutkan TKI bermasalah, seperti kasus di Jeddah Arab Saudi, tidak termasuk pahlawan devisa mengingat keberadaan mereka sebagai TKI dikategorikan ilegal.

Namun, ketika hendak dikonfirmasi sejumlah wartawan di Tanjungpinang, terkait pernyataannya tersebut, Dede enggan memberikan tanggapan dan menolak untuk dikonfirmasi.

Selanjutnya, Dede malah memerintahkan AKBP Suhendri, Kapolres Tanjungpinang untuk menjawab pertanyaan wartawan.

"Tujuan kedatangan beliau, hanya sebagai asistensi, sekaligus mencari data sejumlah kesulitan penanganan TKI bermasalah di Tanjungpinang. Hal itu dijadikan sebagai masukan yang akan dibawa ke pusat nantinya," terang Suhendri.

Disinggung dengan masih maraknya pengiriman TKI secara perorangan yang diduga dibekingi oknum aparat di pelabuhan Sri Bintan Pura maupun sejumlah perusahaan ilegal lainnya di Provinsi Kepri saat ini, Suhendri mengatakan akan mengecek informasi tersebut.

"Kami akan tindaklanjuti informasi ini," ujar Suhendri singkat.