Batam, batamtoday - Kabid Humas Polda Kepri, AKBP Hartono, marah-marah ketika ditanyakan soal pelimpahan kasus 104 mobil mewah seri X dari Mabes Polri ke Polda Kepri.
"Anda jangan desak-desak kerja polisi, dong. Polisi kan ada aturanya, ada waktu memprosesnya, anda jangan desak-desak terus, dong," kata Hartono kepada batamtoday di ruang kerjanya pada Senin, 30 Mei 2011.
Sungguh di luar perkiraan batamtoday, melihat Hartono yang biasanya ramah kepada wartawan, terlebih kepada batamtoday yang kerap bersenda gurau dalam koordinasi seharian antara wartawan dengan jubir Polda Kepri, hari itu dia tampak berang.
Saya kan hanya bertanya, pak. Kalau memang sudah dilimpahkan, apa dan bagaimana perkembanganya? Kalau bapak bisa jawab silahkan, kalau bapak tidak bisa jawab, yaa silahkan juga. Tetapi kenapa bapak jadi marah-marah begini kepada saya, memang tugas saya bertanya...kata batamtoday dengan nada rendah.
"Bukan begitu, kesannya saudara mendesak kerja polisi. Kalau di polisi kan ada prosedurnya, ada prosesnya, jadi butuh waktu. Tidak bisa langsung-langsung begitu," jawab Hartono, yang kemudian juga menurunkan suaranya.
Batamtoday hanya menjalankan tugas masyarakat yang ingin tahu dan penasaran dengan proses penyidikan kasus mobil seri X di Batam, khususnya soal kasus 104 mobil mewah seri X yang kasusnya sudah dilimpahkan Mabes Polri ke Polda Kepri.
Hartono kemudian membenarkan, bahwa memang ada pelimpahan kasus 104 mobil mewah seri X dari Mabes Polri ke Polda Kepri. Dan saat ini, katanya, sedang dilakukan pendalaman atas kasus tersebut.
"Sedang dilakukan pendalaman, nanti kalau ada perkembangan akan saya informasikan," kata dia.
Sementara itu, seorang sumber di Mapolda Kepri yang memang dekat dengan AKBP Hartono kepada batamtoday mengatakan, kalau kemarahan AKBP Hartono itu bukan ditujukan kepada batamtoday, tetapi dia kesal terhadap Kapolda Kepri Brigjen R Budi Winarso, yang tidak pernah sekalipun berbicara kepada wartawan. Alasan Kapolda, dia alergi kepada wartawan. Akibatnya Hartono kelimpungan menjawab pertanyaan masyarakat melalui wartawan, sementara persoalan dan kasus belum tentu dia (Hartono, red) kuasai dan mengerti.
"Dia bukan marah kepada anda, percayalah, dia itu cuma kesal dan juga mungkin marah kepada kapolda yang tidak pernah mau buka mulut kepada wartawan," kata sumber yang juga seorang perwira itu.
sumber sendiri juga menyesalkan gaya komunikasi Kapolda Kepri Brigjen Pol R Budi Winarso selama ini. Karena, menurutnya, tetap saja ada hal-hal tertentu yang menjadi kompetensi Kapolda untuk menyampaikanya secara langsung kepada pers.
"Gak bisa, apa-apa tanya humas, tanya Hartono," kata sumber. Kalau seperti begini, kan kasihan anak buah di bawah, terutama pak Hartono," tambah sumber lagi.
Menanggapi gaya komunikasi Kapolda Kepri Budi winarso, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, mengatakan, leadership seorang Kapolda bukan saja tertuju ke dalam tetapi juga keluar, terutama dalam hubunganya kepada pers.
"Kalau gak mau ngomong sama masyarakat melalui wartawan, yaa berhenti aja jadi Kapoda. Kapolda harus bicara kepada masyarakat, begitu. Humas itu kan sifatnya hanya membantu. Pemimpin itu harus bisa dan berani ngomong sama masyarakatnya, sama pers," tandas Neta.
Salah seorang wartawan senior di Batam juga angkat bicara soal keengganan Kapolda Budi Winarso memberi penjelasan kepada pers.
"Kalau gak mau bicara kepada wartawan tetapi kasus-kasus dapat diselesaikan dengan cepat dan benar sikh, oke-oke, aja. Ini, kasus banyak yang gak jelas penangananya, trus diam saja, menghindar wartawan, alasanya alergi, itu namanya pengecut." kata seorang wartawan senior di Batam.
Wartawan senior, yang mengaku sudah berhadapan dengan puluhan Kapolri dan puluhan Kapolda, dalam bertugas, ini mengaku belum pernah ketemu model Kapolda seperti Budi Winarso. "Sudah puluhan Kapolri dan Kapodla saya hadapi, baru Kapolda ini agak aneh modelnya," ungkapnya dia.
Kapolda Kepri, Brigjen Pol R Budi Winarso, yang mengaku alergi bicara kepada wartawan