Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Timun dan Sayuran di Eropa Tercemar E Coli

Austria dan Ceko Tarik Peredaran Sayuran Beracun
Oleh : Magid
Senin | 30-05-2011 | 12:13 WIB
Mentimun.jpg Honda-Batam

Mentimun sayuran segar yang banyak diminati. Foto by Google

Wina, batamtoday - Pemerintah Austria dan Republik Ceko menarik peredaran mentimun dan sayuran beracun yang disinyalir tercemar bakteri ekoli. Hal ini menyusul adanya laporan 10 kematian di Jerman akibat mengkonsumsi mentimun yang mengandung ekoli. Kini Eropa mengkhawatirkan terjadinya mutasi penyebaran ekoli yang dianggap lebih berbahaya dari virus flu burung.

Seperti dikutip batamtoday dari laman media Austria, Senin, 30 Mei 2011, pihak berwenang Austria mengambil kebijakan untuk menarik peredaran sayuran terutama mentimun dari seluruh outlate yang ada di negara itu. Apalagi Badan Kesehatan dan Keamanan Pangan Austria mencatat ada ratusan warganya yang jatuh sakit setelah mengkonsumsi sayuran yang terindikasi tercemar ekoli. 

"Kini selain mentimun, tomat dan terong juga masuk dalam larangan yang dikeluarkan Badan Kesehatan dan Keamanan Pangan Austria," tulis situs resmi pemerintah.

Sementara itu, di Republik Ceko juga mengalami kejadian yang sama. Setelah beberapa rumah sakit melaporkan adanya kasus keracunan sayuran, pejabat negeri itu juga melakukan larangan terhadap peredaran mentimun dan beberapa sayuran yang diindikasi berbahaya.

Media Inggris, BBC, juga melansir sejumlah informasi tentang kasus yang menggemparkan Eropa ini. Bahkan media yang berbasis di London itu menulis, sejumlah sayuran yang diindikasi mengandung bakteri ekoli sebagian besar sayuran impor dari Spanyol.

"Mentimun, diyakini mengandung ekoli telah diimpor dari Spanyol  kini banyak orang jatuh sakit dengan sindrom hemolitik-uremik (HUS)," tulis BBC.

Sebagian besar kasus telah ditemukan daerah sekitar Hamburg.

Pusat pencegahan dan pengendalian penyakit mewabah Uni Eropa yang berbasis di Swedia menegaskan, penyebaran Ekoli yang ditemukan kali ini adalah yang terbesar diseluruh dunia. Sementara kasus sindrom HUS akibat ekoli biasanya dijumpai pada anak di bawah usia lima tahun, dalam wabah ini 87% adalah orang dewasa, dengan dominasi yang jelas perempuan (68%)."

Kasus ini  juga telah dilaporkan di Jerman untuk pertama kali, kini menyebar di Swedia, Denmark, Belanda dan Inggris, Austria dan Republik Ceko..

Seorang ilmuwan dari universitas Munster, Helge Karch, memperingatkan bahwa penyebaran infeksi belum berakhir, dan infeksi sekunder bisa ditularkan dari orang ke orang. Seperti halnya virus H5N1 yang pernah menghantui dunia beberapa tahun lalu. Ekoli diprediksi akan menjadi ancaman berikutnya.