Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ancam Blokir Akses Jalan

Warga Batu Ampar Demo PT Profab Minta Dipekerjakan
Oleh : Dodo/TN
Senin | 30-05-2011 | 10:54 WIB

Batam, batamtoday - Sekitar dua ratusan massa warga Batu Ampar melakukan aksi demo di depan PT Profab di Kawasan Industri Batu Ampar, Batam, Senin 30 Mei 2011, Mereka menuntut perusahaan memperkerjakan warga sekitar dan mengancam akan memblokir akses jalan ke perusahaan tersebut jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Aksi mendapat pengawalan ketat dari petugas Kepolisian Resor Kota Batam, Rempang dan Galang (Barelang) dipimpin langsung oleh Kabag Ops Kompol M Soleh. Pihak sekuriti perusahaan juga berjaga-jaga dan langsung menutup pintu pagar perusahaan.

Keterangan diperoleh batamtoday di lokasi aksi, bahwa ini adalah aksi ketiga yang dilakukan warga Batu Ampar kepada pihak PT Profab, dengan tuntutan yang sama, yaitu mereka menuntut pihak PT Profab agar memperkerjakan mereka sebagai warga lokal di perusahaan tersebut.

Warga yang melakukan aksi datang dari wilayah sekitar PT Profab yaitu dari Tanjung Sengkuang, Batu Merah, Meltem dan Sungai Kering.

Ketua RW !8 Sungai Kering, Mukri, kepada batamtoday di lokasi aksi mengatakan, selama ini PT profab lebih mengutamakan warga luar untuk bekerja di perusahaaan yang bergerak dalam bidang pembuatan alat-alat pengeboran minyak dan gas lepas pantai itu.

Meski hanya untuk tenaga kasar seprti buruh dan helper, PT Profab yang berdiri sejak tahun 1998 ini, tidak terlalu memperhatikan nasib warga lokal, dan lebih mendahulukan pekerja dari luar.

"Padahal mereka berdiri dan beroperasi disini. Mengapa warga sekitar diabaikan, dan warga lokal yang dipekerjakan tidak lebih dari satu persn saja," kata Mukri.

Lalu dia mencontohkan, warga RW 18 yang berjumlah 433 KK, hanya 10 orang warganya yang bekerja di PT Profab.

"Tidak lebih, hanya 10 orang saja yang bekerja, dan itu pun hanya tenaga kasar saja,seperti helper," kata Mukri.

Mukri melanjutkan, jika aspirasi warga tidak juga ditanggapi pihak PT Profab, maka warga telah sepakat akan menutup akses jalan ke perusahaan yang mempunyai pangsa pasar negara-negara Asia Pasific itu, seperti Australia, Thailand, India, China hingga Kazakhstan.

"Jika aspirasi warga tidak diindahkan, kita akan tutup akses jalan ke perusahaan," tegas Mukri.