Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus Kematian Dua ABK di Karimun Diungkit Kembali

Disebut Tiga Petugas DJBC Kepri Pukul Korban dengan Linggis
Oleh : Hadli/Khoiruddin
Kamis | 12-06-2014 | 19:11 WIB
IMG02389-20140612-1551.jpg Honda-Batam
Foto almarhum Sabri seperti yang ditunjukkan Rosano, pengurus KKSS Batam. (Foto: Hadli/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kasus kematian Sabri (21), dua anak buah kapal (ABK) KM Indah Perdana GT-6-625, dan Adi (20), ABK KM Kurnia Ilahi GT 33/99, asal Tanjungbatu di dalam ruang mesin KM Prehetan, kembali diungkit. Penyebab kematian keduanya yang disebut akibat keracunan bawang merah oleh Kantor Wilayah (Kanwil) DJBC Khusus Kepulauan Riau, dinilai janggal.

"Ada saksi pada malam kejadian. Para saksi menyebut tiga orang pegawai BC Karimun memukul anak-anak rekan kami menggunakan linggis," kata Rosano, pengurus Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Batam kepada wartawan, Kamis (12/6/2014).

Rosano mengaku telah memperoleh foto-foto korban yang penuh dengan luka memar di sekujur tubuhnya. Dia menduga, ketika korban sudah tidak bergerak, sekujur tubuhnya disiram dengan oli.

"Kalau mati keracunan tidak begini jadinya, apalagi disiram dengan oli. Makanya kami akan turun besok (Jumat, 13/6/2014) untuk melakukaan investigasi ke Karimun. Kami harap BC Kanwil Kepri di sana bisa terbuka. Bagi kami, transparan lebih berharga," ujarnya.

Sementara itu, Amirudin, orang tua Sabri (21), mengatakan tidak puas dengan upaya BC Kepri di Karimun karena berupaya mengelabui keluarga dengan mengatakan putranya meninggal karena keracunan bawang.

"Katanya meninggal karena keracunan, tapi kenapa wajahnya banyak lebam dan memar," kata Amiruddin di kantor KKSS Batam.

Tidak saja lebam dan memar, bahkan dari hidung dan mulutnya juga terlihat mengeluarkan darah segar. "Saya yakin putra saya meninggal disiksa terlebih dahulu, baru kemudian dilemparkan ke kapal yang bermuatan bawang busuk tersebut," katanya.

Yang menjadi pertanyaan besar, hasil visum sama sekali tidak ada menerangkan almarhum meninggal akibat keracunan. "Katanya keracunan bau bawang, tapi kenapa tidak ada disebutkan keracunan dari hasil visumnya?" tukasnya.

Sebelumnya, Seno, paman korban, juga sudah mengungkapkan berbagai petunjuk yang menguatkan dugaan pihak keluarga jika Sabri merupakan korban pembunuhan. Dia pun meminta jasad Sabri diotopsi, karena kematianya sangat tidak wajar. Apalagi melihat foto jenazah Sabri yang menunjukkan banyak kejanggalan.

"Di kening dan bibir korban terdapat luka yang menganga. Di bawah telinga kanan juga tampak luka lebam. Bahkan, dari kuping dan hidung korban mengeluarkan darah segar," ujar Seno kepada BATAMTODAY.COM di Kolong, Karimun, Selasa (3/6/2014).

"Parahnya lagi, di dada anak kami itu berlobang dan disekeliling pinggangnya memerah bekas ikatan," tambahnya. (*)

Editor: Roelan