Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pelajari Hobi yang Menantang Bisa Pertahankan Ketajaman Otak
Oleh : Redaksi
Rabu | 14-05-2014 | 10:02 WIB

BATAMTODAY.COM - PELATIHAN otak memang bisnis besar. Apalagi dengan game otak melalui komputer disebut-sebut sebagai cara untuk membantu mencegah hilangnya memori di otak.

Tapi penelitian baru menunjukkan bahwa mengambil hobi baru yang menantang juga bisa mengasah kemampuan otak.

Untuk menguji teori ini, Dr Denise Park, ahli syaraf di University of Texas di Dallas, mengumpulkan 200 manula secara untuk melakukan kegiatan yang berbeda. Beberapa di antaranya diminta belajar fotografi digital, sementara kelompok lainnya mengambil kegiatan quilting (menyambungkan potongan kain).

"Quilting mungkin tidak tampak seperti tugas yang menantang mental. Tapi jika Anda seorang pemula dan Anda memotong semua bentuk-bentuk abstrak ini, maka itu adalah tugas yang sangat menuntut dan kompleks," kata Park, seperti dilansir Science Daily.

Para manula dengan kelompok berbeda itu menghabiskan 15 jam seminggu selama tiga bulan untuk mempelajari keterampilan baru mereka. Mereka kemudian diberi tes memori dan dibandingkan dengan beberapa kelompok kontrol.

"Daripada hanya membandingkannya dengan orang-orang yang tidak melakukan apa pun, kita membandingkannya dengan sekelompok orang-orang yang bersenang-senang tapi tidak dengan tantangan mental yang banyak," ujar Park.

"Kelompok sosial" yang dimaksud itu diminta melakukan hal-hal seperti menonton film atau mengenang liburan masa lalu. Kelompok kontrol lain bekerja diam-diam di rumah, mendengarkan radio atau musik klasik atau bermain game dan teka-teki yang mudah.

Penelitian Park yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Science, menunjukkan bahwa tidak semua kegiatan yang diciptakan sama. Hanya orang-orang yang belajar keterampilan baru yang memiliki keuntungan signifikan.

"Kami menemukan perbaikan dalam memori, dan kami menemukan bahwa ketika kita menguji peserta kami setahun kemudian, (kemampuan otak mereka) telah diperbaiki," terang Park.

Menurut Park, peningkatan terbesar adalah bagi kelompok manula yang belajar fotografi digital dan Photoshop karena mungkin itu keterampilan yang paling sulit dibanding lainnya.

Jimmy Wilson, 82 tahun, setuju untuk belajar menggunakan komputer, kamera dan Photoshop selama pengujian. "Itu benar-benar tantangan bagi saya ketika saya masuk ke kelas foto karena melibatkan komputer, dan saya belum pernah menyentuh komputer," kata Wilson.

Wilson termotivasi untuk melawan demensia, sebagian karena ia melihat apa dampak penyakit tersebut terhadap istrinya menjelang akhir hidupnya.

Sejak Wilson berpartisipasi dalam penelitian itu, ia telah melihat peningkatan dalam ingatannya, meskipun ia mengatakan masih belum sempurna. Dia mengakui itu bisa frustasi untuk belajar  menggunakan teknologi baru, tapi dia tahu itu baik untuk otaknya.

Jadi bagaimana belajar keterampilan membantu lingkungan baru bagi penderita demensia? Dengan memperkuat hubungan antara bagian otak Anda, kata psikolog kognitif, Scott Barry Kaufman.

Sementara permainan otak meningkatkan aspek terbatas memori jangka pendek, imbuh Kaufman, melakukan kegiatan yang menantang justru memperkuat seluruh jaringan di otak .

"Itu benar-benar memperkuat konektivitas antara pemain tim dari jaringan otak berskala besar ini," ujarnya.

Denise Park mencontohkan sebuah orkestra. "Pemain datang dan pergi. Kadang-kadang ketika ada sesuatu yang benar-benar menuntut, seluruh orkestra dimainkan, tapi mereka tidak bermain secara harmonis," kata Park.

Tujuannya adalah untuk menjaga setiap pemain individu dalam formasi terbaik, dan pastikan ada koordinasi.

"Kami berharap bahwa dengan mempertahankan otak tetap aktif, Anda bisa menunda penuaan kognitif selama beberapa tahun," Park menyimpulkan.

Sementara itu, ada satu hal yang lebih penting yang dapat dilakukan untuk menangkal kehilangan memori, yakni melalui latihan. Art Kramer, ahli syaraf di University of Illinois, mempelajari dampak latihan pada otak.

Dalam sebuah penelitian, ia menemukan bahwa dengan hanya 45 menit latihan tiga hari dalam seminggu, benar-benar bisa meningkatkan volume otak. Kramer mengatakan, latihan dapat meningkatkan kognisi dan membantu orang melakukan lebih baik pada hal-hal seperti perencanaan, penjadwalan, multitasking dan memori kerja. (*)

Editor: Roelan