Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

JK Nilai Batam Memang Didesain Untuk Investasi Pengusaha Luar
Oleh : Romi Chandra
Minggu | 23-02-2014 | 09:55 WIB
Jusuf-Kalla-2-jpeg.image_.jpg Honda-Batam
Mantan Wapres Jusuf Kalla. (Foto: Istimewa).

BATAMTODAY.COM, Batam - Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menilai Batam sebagai daerah yang khusus dan memiliki kebijakan yang berbeda dari daerah-daerah yang ada di Indonesia.


Berbicara soal perekonomian, kata tokoh yang lebih akrab disapa JK ini, semua sudah dirancang. Sumatera umumnya identik dengan perdagangan. Kalimantan pertambangan. Begitu juga Jawa dengan beragam usaha yang dimiliki.


"Sementara Batam adalah daerah pertama kali yang dirancang untuk tempat berinvestasi yang memiliki sistim sama dengan luar negeri yang menganut pola bebas. Suatu daerah yang membuka diri agar banyak yang berinvestasi baik dari luar maupun dalam negeri," kata JK dalam pemaparannya di acara Seminar dan Dialog Ekonomi Kerakyatan dan Kebangsaan yang berlangsung di Planet Holiday Hotel, Sabtu (22/2/2014).

Berbicara soal penganaktirian yang dirasakan para pengusaha lokal di Batam, seperti yang dikatakan Ketua Kadin Batam dalam pembukaan seminar, menurut JK merupakan pemikiran yang perlu diperbaiki.

"Kalau berbicara Batam ini banyak didominsi pengusaha asing, memang Batam ini diutamakan untuk perusahaan besar berinvestasi," kata JK.

Prinsipnya, kata JK, Batam memang didesain agar perekonomiannya tumbuh dari lokomotif perusahaan besar atau perusahaan asing.

"Nah untuk memajukannya itu, di sanalah peran para pengusaha kecil yang juga ikut mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi," terang JK.

Ia mencontohkan, Riau daratan identik dengan industri minyak. Pengembangannya ekonominya didasarkan dari alam. "Tapi Batam pengembangannya diambil dari luar. Hubungan antara pengusaha besar dan kecil harus terjalin selalu dan saling mendukung," jelas JK lagi.

Sekarang, lanjut JK, bukan permasalahan dominasi asing atau tidak yang harus dibahas, tapi yang perlu dipelajari dan diawasi desain tersebut sudah berjalan atau tidak.

"Kalau tidak, tentu percuma Batam diberikan kebebasan khusus dari daerah lain," tutur JK.

Begitu juga kenapa Batam yang diberi kebebasan, karena memang tujuan mendapat limpahan perekonomian dari Singapura sebagai negara maju karena jarak yang sangat dekat.

"Hubungan Batam dengan Singapura tidak bisa dipisahkan. Begitu juga sebaliknya. Singapura membutuhkan Batam," jelas JK.

Selanjutnya, kata JK, Batam harus bisa berubah. "Memang untuk perubahan itu resikonya banyak. Tapi Batam ini adalah Indonesia kecilnya. Semua suku dan budaya ada di sini. Karena itu, Batam seharusnya bisa bersaing dengan orang-orang manapun," tegas JK.

Untuk itu, JK mengharapkan Batam yang memang dijadikan sebagai tempat investasi lokal maupun luar negeri harus bisa dimanfaatkan dengan baik sehingga bisa lebih efisien.

Editor: Dodo