Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Seluk-beluk Kerusakan Otak
Oleh : Redaksi/Roelan
Kamis | 20-02-2014 | 08:34 WIB

BATAMTODAY.COM - KERUSAKAN otak adalah cedera yang menyebabkan kehancuran atau kerusakan sel-sel otak. Seperti dikutip dari laman Web MD, di Amerikda Serikat (AS), setiap tahun ada sekitar 1,5 juta orang yang mengalami beberapa jenis cedera otak, dan sekitar 5,3 juta orang menderita efek dari kerusakan otak.

Kemudian, sekitar 50.000 meninggal akibat cedera otak. Sementara, biaya medis dan kehilangan produktivitas diperkirakan antara $48 miliar sampai $60 miliar per tahun.

Apa Saja Jenis Kerusakan Otak dan Seberapa Parahkah?
Semua cedera otak traumatis adalah cedera kepala. Tapi cedera kepala belum tentu cedera otak. Ada dua jenis cedera otak: cedera otak traumatis (traumatic brain injury, TBI) dan cedera otak yang diperoleh dari faktor biologis (acquired brain injury, ABI). Keduanya mengganggu fungsi normal otak.

TBI disebabkan oleh faktor eksternal, seperti pukulan ke kepala yang menyebabkan otak bergerak di dalam tengkorak atau kerusakan tengkorak. Hal ini pada gilirannya merusak otak.

Sementara ABI terjadi pada tingkat sel. Hal ini paling sering dikaitkan dengan tekanan pada otak. Ini bisa berasal dari tumor, atau bisa terjadi akibat penyakit neurologis, seperti dalam kasus stroke.

Kedua cedera otak traumatis dan cedera otak yang diperoleh terjadi setelah kelahiran. Jadi, bukan degeneratif (bawaan). Kadang-kadang, dua istilah itu digunakan secara bergantian.

Ada semacam kerusakan otak yang dihasilkan dari genetika atau trauma kelahiran. Ini disebut kerusakan otak bawaan. Hal ini tidak termasuk dalam definisi baku kerusakan otak atau cedera otak traumatis.

Beberapa cedera otak menyebabkan kerusakan otak focal (lokal), seperti kerusakan yang disebabkan ketika peluru menembus otak. Dengan kata lain, kerusakannya terbatas pada area yang kecil.

Cedera dalam kepala tertutup sering menyebabkan kerusakan otak difus, yang berarti kerusakan pada beberapa area otak. Sebagai contoh, kedua sisi otak yang rusak dan saraf yang membentang di seluruh otak. Ini disebut cedera aksonal difus atau (diffuse axonal injury, DAI).

Tingkat keparahan kerusakan otak dapat bervariasi dengan jenis cedera otak. Cedera otak ringan bisa bersifat sementara. Hal ini menyebabkan sakit kepala, kebingungan, masalah memori, dan mual.

Pada cedera otak sedang, gejala dapat bertahan lebih lama dan akan lebih terasa. Dalam kedua kasus itu, kebanyakan pasien membuat pemulihan yang baik meskipun dalam cedera otak ringan 15  dari persen orang-orang yang akan memiliki masalah persisten setelah satu tahun.

Dementara pada cedera otak parah, orang mungkin menderita dalam hidup dan menjadi masalah yang melemahkan semangat hidup. Dia akan memiliki cacat kognitif, perilaku, dan fisik. Orang-orang yang berada pada kondisi koma atau keadaan yang minim responsif mungkin tetap tergantung pada perawatan orang lain selama sisa hidup mereka.

Apa Penyebab Kerusakan Otak?
Ketika otak kekurangan oksigen untuk jangka waktu lama, kerusakan otak dapat terjadi. Kerusakan otak dapat terjadi sebagai akibat dari berbagai cedera, penyakit, atau kondisi.

Karena perilaku berisiko tinggi, laki-laki antara usia 15 dan 24 yang paling rentan. Anak-anak kecil dan orang tua juga memiliki risiko yang lebih tinggi.


Penyebab TBI meliputi:
* Kecelakaan mobil
* Pukulan ke kepala
* Cedera olahraga
* Jatuh atau kecelakaan
* Kekerasan fisik

Penyebab ABI antara lain:
* Keracunan atau paparan zat-zat beracun
* Infeksi
* Pencekikan, tersedak, atau tenggelam
* Stroke
* Serangan jantung
* Tumor
* Aneurisma
* Penyakit neurologis
* Penyalahgunaan obat-obatan terlarang


Apa Sajakah Gejala Kerusakan Otak?

Ada banyak gejala kerusakan otak, baik TBI ataupun ABI, yang terbagi dalam empat kategori utama:

* kognitif
* persepsi
* fisik
* Perilaku / emosional


Gejala kognitif dari kerusakan otak antara lain:
* Kesulitan memroses informasi
* Kesulitan dalam mengekspresikan pikiran
* Kesulitan memahami orang lain
* Rentang perhatian yang singkat
* Ketidakmampuan untuk memahami konsep-konsep abstrak
* Gangguan kemampuan pengambilan keputusan
* Kehilangan memori

Gejala persepsi dari kerusakan otak antara lain:
* Perubahan penglihatan, pendengaran, atau indra peraba
* Disorientasi spasial
* Ketidakmampuan untuk merasakan waktu
* Gangguan bau dan rasa
* Masalah keseimbangan
* Lebih sensitif terhadap rasa sakit

Gejala fisik dari kerusakan otak antara lain:
* Sakit kepala persisten
* Kelelahan mental yang ekstrem
* Kelelahan fisik yang ekstrem
* Kelumpuhan
* Gemetar
* Kejang
* Kepekaan terhadap cahaya
* Gangguan tidur
* Bicara cadel
* Kehilangan kesadaran

Gejala emosional perilaku dari kerusakan otak antara lain:
* Mudah marah dan tidak sabaran
* Kemampuan mengatasi stres menurun
* Lesu
* reaksi emosi yang tinggi
* Cacat
* Peningkatan agresivitas


Apakah Kerusakan dan Cedera Otak Diobati?

Siapapun yang memiliki kepala atau cedera otak memerlukan perhatian medis segera. Cedera otak yang tampaknya ringan, disebut sebagai gegar otak, bisa sama berbahayanya dengan luka parah yang jelas terliha. Faktor kunci adalah luas dan lokasi kerusakan.

Cedera otak tidak selalu mengakibatkan cacat atau gangguan jangka panjang. Tapi diagnosis dan pengobatan yang tepat diperlukan untuk meminimalkan kerusakan.

Luas dan efek kerusakan otak ditentukan oleh pemeriksaan saraf, pengujian neuroimaging seperti MRI atau CT scan, dan penilaian neuropsikologis. Dokter akan menstabilkan pasien untuk mencegah cedera lebih lanjut, memastikan darah dan oksigen yang mengalir ke otak cukup naik, dan memastikan bahwa tekanan darah terkendali.

Hampir semua pasien akan mendapatkan keuntungan dari rehabilitasi untuk membantu dalam pemulihan jangka panjang. Itu mungkin termasuk:

* terapi fisik
* pengobatan denan memberi pekerjaan tertentu
* Terapi bicara dan bahasa
* dukungan psikologis


Cara Mencegah Cedera Otak

Sebagian besar cedera yang dapat menyebabkan kerusakan otak dapat dicegah. Berikut adalah beberapa aturan yang harus diikuti untuk mengurangi risiko kerusakan otak:

* Jangan pernah mengguncang anak.
* Pasang jendela penjaga untuk menjaga anak-anak terjatuh dari jendela yang terbuka.
* Pasang bahan penerap goncangan di taman bermain.
* Memakai helm selama berolahraga atau bersepeda.
* Kenakan sabuk pengaman di mobil, dan kemudikan dengan hati-hati.
* Pasang pegangan tangan pada tangga.
* Jangan menyimpan senjata, jika Anda melakukannya, menjaga mereka dibongkar dan terkunci.
* Jangan gunakan obat-obatan terlarang.
* Minum alkohol dikurangi, dan tidak pernah minum miras dan mengemudi. (*)

Editor: Roelan