Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Skandal Beras Impor Vietnam Terungkap, Gita Wirjawan Mundur dari Mendag
Oleh : Surya
Jum'at | 31-01-2014 | 17:57 WIB
9k=-1.jpeg Honda-Batam
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. (Foto: Siaga.Co)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan menyatakan mundur dari jabatannya, setelah kasus impor beras ilegal dari Vietnam santer diberitakan media massa dalam beberapa hari terakhir, yang diduga untuk mengumpulkan pundi-pundi sebagai peserta Konvensi calon presiden (capres) Partai Demokrat.


Namun, Gita berkilah bahwa pengunduran dirinya sebagai Mendag itu tidak mendadak karena sudah direncanakan satu tahun lalu sejak mengikuti Konvensi Partai Demokrat, dan juga tidak terkait pemberitaan impor beras illegal dari Vietnam. 

"Saya mengundurkan diri dari jabatan saya sebagai Menteri Perdagangan, dan pengunduran diri saya sudah direstui Presiden," kata Gita dalam jumpa pers di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (31/1/2014).

Menurut Gita, ia akan berhenti sebagai Mendag mulai 1 Pebruari 2014 karena memilih fokus untuk mengikuti Konvensi Capres Partai Demokrat. Gita mengatakan, konsentrasi dan perhatiannya selama ini terpecah dan tidak fokus, disatu sisi sebagai Mendag dan disisi lain menjadi peserta Konvensi Capres Partai Demokrat.

Hal itu kemudian menimbulkan munculnya berbagai tudingan adanya konflik kepentingan apabila dirinya tetap sebagai Mendag dan tetap terlibat dalam Konvensi Partai Demokrat.

"Karena itu sudah seharusnya saya mencurahkan seluruh energi dan waktu untuk mensukseskan seluruh upaya yang mulia tersebut," katanya.

Gita menegaskan, pengunduran dirinya tidak terkait mengenai kebijakan impor beras illegal dari Vietnam. Pengunduran dirinya sudah disampaikan sebelum menjadi peserta Konvensi Partai Demokrat, namun belum disetujui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga Ketua Umum Partai Demokrat.
 
"Dua hari lalu, saya bertemu Presiden dan menyampaikan pengunduran diri saya. Dan Presiden menyetujui dan menerima alasan yang saya sampaikan," katanya.

Terkait impor beras illegal dari Vietnam, kata Gita, hal itu merupakan rekomendasi teknis Menteri Pertanian dan Menteri Perekonomian.

"Soal beras Vietnam saya yang telah memberikan ijin impor, tetapi itu atas rekomendasi teknis dari Menteri Pertanian dan Menteri Perekonomian. Tapi, kita akan cabut ijin importir itu," katanya. 

Gita menyampaikan terima kasih kepada jajaran Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang telah memberikan dukungan bagi dirinya selama menjadi Mendag dalam Kabinet Presiden SBY-Boediono yang akan berakhir  pada 20 Oktober 2014 mendatang. 

Sedangkan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi yang menemani Gita dalam jumpa pers tersebut, mengatakan, Kemendag menunggu keputusan Presiden SBY yang akan menunjuk pengganti Gita sebagai menteri perdagangan definitif atau pelaksana tugas. 

"Semua masih menunggu keputusan presiden, untuk pelaksana tugas juga masih menunggu keputusan presiden," kata Bayu.
 
Bayu mengatakan, dengan pengunduran diri Gita yang efektif mulai 1 Februari 2014, maka mandat jabatan menteri perdagangan dikembalikan ke presiden, namun, semua kebijakan yang telah dibuat Gita tetap akan terus berjalan.

"Saya tidak otomotis menggantikan Pak Gita, tetapi kebijakan yang sudah dibuat Pak Gita akan berjalan terus, saya kira Kementerian Perdagangan sebuah institusi yang terus berjalan, tidak perlu khawatir," katanya.


Menurut dia, pengunduran diri itu didasari dari kesadaran diri tentang besaran konflik kepentingan jika dia memilih terlibat secara penuh dalam proses politik, terutama dalam konvensi itu.

Gita Wirjawan, salah satu dari 11 peserta Konvensi Capres Partai Demokrat antara lain adalah Menteri BUMN Dahlan Iskan, Ketua DPR Marzuki Alie, Rektor Paramadina Anies Baswedan, mantan Dubes RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal, Anggota BPK Ali Masykur Musa, Anggota DPR Hayono Isman, dan Mantan KASAD Pramono Edhi Wibowo.

Sebelum menjadi Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan adalah Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggantikan Muhammad Luthfi. Gita juga pernah menjadi Presiden Direktur JP Morgan Indonesia (2006-2008), dan kemudian mendirikan perusahaan kapital sendiri, Ancora (2008) yang diduga terkait pengucuran dana talangan Bank Century. 

Editor: Surya