Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Suhu yang Dingin Bantu Turunkan Berat Badan
Oleh : Redaksi
Rabu | 29-01-2014 | 07:54 WIB

BATAMTODAY.COM - "Pelatihan suhu" nyaris tak terpikirkan oleh orang-orang yang punya rencana untuk menurunkan berat badan. Padahal, peralihan dari suhu "biasa" ke suhu yang agak dingin akan menurunkan berat badan.

Suhu yang agak dingin ternyata membantu orang untuk sering mengeluarkan energi untuk menjaga suhu tubuh mereka tetap hangat, kata peneliti. Artinya, kantor yang hangat dan rumah yang nyaman bukan menjadi tempat yang ideal bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan. 

Bahkan, mampu mengendalikan suhu lingkungan juga membantu menurunkan obesitas, kata para peneliti dari Belanda dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Trends in Endocrinology & Metabolism.

"Sebagian besar waktu kita atau 90 persen berada di dalam ruangan. Karena itu perlu ditelusuri aspek kesehatan suhu lingungan," kata Wouter van Marken Lichtenbelt dari Maastricht University Medical Center seperti dikutip dari LiveScience

"Apa artinya jika kita membiarkan tubuh kita bekerja lagi untuk mengontrol suhu tubuh?" imbuhnya.

Tubuh manusia tahan terhadap dingin dengan cara menggigil, yang menghasilkan panas. Hal ini memberi satu penjelasan mengapa suhu yang dingin dapat menurunkan berat badan. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang-orang mengeluarkan energi lima kali lipat ketika menggigil, dibandingkan dengan ketika mereka sedang beristirahat.

Selain itu, tubuh menggunakan lebih banyak energi ketika kadar merkuri turun karena alasan lain. Sebagai contoh, jenis lemak yang disebut lemak cokelat, yang membakar kalori daripada menyimpannya, diaktifkan untuk menanggapi dingin. 

Pada orang muda dan setengah baya, produksi panas melalui lemak cokelat dapat menjelaskan hingga 30 persen dari sumber energi tubuh, kata para peneliti.

Sebuah studi sebelumnya dari para peneliti di Jepang menemukan, penurunan lemak tubuh orang setelah mereka menghabiskan dua jam per hari selama enam minggu di sebuah ruangan dengan suhu 62,6 derajat Fahrenheit (17 derajat Celcius).

Studi terbaru ini juga menemukan bahwa orang-orang terbiasa dengan suhu dingin dari waktu ke waktu. Setelah menghabiskan enam jam sehari di suhu 59 derajat Fahrenheit (15 derajat Celcius) selama 10 hari, orang-orang dalam studi ini tidak hanya memiliki lebih banyak lemak cokelat , para peserta juga mengatakan mereka merasa lebih nyaman dan jarang menggigil ketika terkena suhu yang lebih rendah.

Jika Anda tak tahan di suhu 15 derajat Celcius, peneliti masih berkeyakinan suhu sedikit di atasnya atau 16-an derajat juga sudah bisa mengaktifkan lemak cokelat.

Namun, efek jangka panjang dari paparan rutin terhadap udara dingin masih belum jelas dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Hanya saja bukti menunjukkan, melatih tubuh untuk mentolerir udara dingin memang dapat membantu membakar kalori, kata para peneliti. (*)

Editor: Roelan