Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Seriusnya Singapura Soal Toilet
Oleh : Redaksi
Rabu | 20-11-2013 | 12:09 WIB
toilet_umum.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM - Singapura menyerukan agar lebih banyak usaha dilakukan untuk memperbaiki kondisi sanitasi di negara-negara berkembang, termasuk yang berlokasi di Asia. Seruan itu disampaikan menyambut Hari Toilet Sedunia PBB pertama.

Hari Toilet Dunia PBB ini memang merupakan inisiatif Singapura, yang terkenal amat memperhatikan kebersihan.

Grace Fu, salah satu menteri lingkungan dan sumber air, mengatakan bahwa 80 persen dari sekitar 2,5 miliar orang di dunia tanpa akses untuk fasilitas sanitasi dasar tinggal di Asia.

"Masih banyak yang harus dilakukan, karena sanitatsi buruk adalah sebab utama penyebaran penyakit infeksi, yang akan mengakibatkan meningkatnya biaya perawatan kesehatan dan hilangnya produktivitas," ucapnya dalam sebuah konferensi.

Menurut PBB, sekitar 1,1 miliar orang di dunia buang air besar di tempat terbuka, dan hampir 2.000 anak meninggal setiap hari akibat penyakit-penyakit diare yang seharusnya bisa dicegah.

Sanitasi dan persediaan air buruk juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang diestimasi sebesar 260 miliar dollar (Rp 2.990 triliun) setiap tahunnya di negara-negara berkembang.

Tanggal 19 Juli lalu, PBB mencanangkan 19 November sebagai Hari Toilet Sedunia. Ini menyikapi proposal dari Singapura. Utusan Singapura sendiri tidak peduli bila usulan ini jadi bahan tertawaan.

"Saya yakin akan ada di antara pers dan publik yang tertawa saat dilaporkan bahwa PBB mendeklarasikan Hari Toilet Sedunia," komentar Mark Neo, utusan Singapura.

"Silahkan saja, apalagi bila mereka sadar akan tabu yang tak sehat yang menghambat diskusi terbuka dan serius mengenai masalah sanitasi dan toilet."

Singapura mengambil inisiatif ini karena sepak terjang salah satu penduduknya, Jack Sim, yang dikenal sebagai "Mr Toilet", akibat usahanya untuk memperbaiki kondisi sanitasi di seluruh dunia.

Pengusaha ini memprakarsai Organisasi Toilet Dunia, yang mendorong sanitasi melalui advokasi, teknologi, pendidikan, dan menciptakan lahan bisnis bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang toilet di negara-negara berkembang.

Sumber: Radio Australia