Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Awas.., Pelaku Pencabulan Bermodus Pembajakan Facebook Marak di Batam
Oleh : Hendra Zaimi
Selasa | 22-10-2013 | 12:10 WIB
cabul_ilustrasi.JPG Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Meski berperawakan sedang, Yopie (27), pelaku pencabulan terhadap sejumlah anak baru gede (ABG) dan pelajar SMA di Batam terbilang lihai. Lihai dari bagaimana merayu dan memaksa para korbannya sehingga berhasil mencabuli dan memeras korbannya hingga bisa kabur dalam beberapa penjebakan yang dilakukan polisi.

Dari keterangan korban yang disampaikan ke KPPAD Kepri, pelaku menjalankan aksi kejahatannya dengan modus yang terbilang baru, yaitu membajak facebook (FB) korbannya untuk mencari korban-korban lainnya sehingga korbannya tambah lama tambah banyak. Pemilik FB tersebut sebelumnya juga sudah dicabuli dan aksi pencabulan tersebut difoto pelaku.

Di bawah ancaman, pelaku mendapatkan password FB korbannya. Berbekal FB bajakan tersebut, pelaku merayu dan meminta nomor ponsel calon korban lainnya yang rata-rata merupakan pelajar SLTA. Hingga saat ini, diketahui sudah ada dua FB milik korbannya yang dibajak untuk merayu calon korban lainnya yang rata-rata merupakan pelajar SLTA.

"Korban tidak tahu kalau yang chatting atau kirim pesan di FB tersebut adalah laki-laki karena account FB bernama perempuan. Korban tidak menyadari bahwa ia masuk perangkap pelaku dengan memberikan nomor HP. Berbekal nomor HP itulah, pelaku kemudian mengajak ketemuan korbannya," ujar Erry Syahrial, Wakil Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri, Selasa (22/10/2013).

Saat menelepon korbannya, pelaku mengajak bebagai cara supaya korbannya mau diajak ketemuan. Pelaku juga mencari tahu segala sesatu informasi tentang korbannya agar korbannya percaya.

Korban R Sempat Dijual ke Singapura
Salah satu FB yang dibajak sekitar setahun lalu dan masih dipakai sampai sekarang ini adalah milik korbannya yang berinisial R yang berstatus sebagai pelajar SMP di Batam waktu itu. Kasus R dengan pelaku dilaporkan ke Polsek Sagulung setahun lalu, namun anehnya kasusnya ditutup penyidik karena adanya perdamaian antara pelaku dan korban.


"Beberapa korban pencabulan dan pemerasan yang melapor saat ini ke Polsek Sekupang adalah teman-teman R waktu masih SMP," terang Erry.

Setelah dicabuli dan direkam oleh pelaku, R sering mendapatkan teror dari pelaku sehingga ia dimarahi orangtuanya dan tidak nyaman berada di rumah. Tujuan pelaku melakukan teror adalah supaya korbannya kabur dari rumah dan saat itulah pelaku dan beberapa temannya pura-pura baik menampung korban. Di rumah saudara pelaku, korban diajarkan oleh jaringan pelaku termasuk perempuan bagaimana cara melayani tamu lelaki hidung belang. Niat pelaku sesungguhnya adalah mengekploitasi korban sehingga mendatangkan uang.

Akibat eksploitasi yang dilakukan pelaku dan jaringannya Yopie, R akhirnya menjadi korban trafficking dan dipekerjakan di Singapura. R dijemput oleh seorang wanita dari Singapura ke Batam dan dibawa ke negara tetangga tersebut untuk dipekerjakan di lokasi prostitusi.

Sebulan kemudian R balik ke Batam dan melaporkan kasus trafficking tersebut ke Polsek Sagulung. Yopie kemudian ditangkap, namun anehnya pelaku dibebaskan beberapa hari kemudian karena adanya perdamaian antara korban dan pelaku. Korban mendapatkan uang kompensasi sebesar Rp30 juta dari jaringan pelaku. Sejak saat itu, korban pindah sekolah ke luar Batam hingga saat ini.

Editor: Dodo